Demam dengue merupakan
penyakit yang disebabkan oleh arbovirus yang di sebarkan oleh nyamuk Aedes. Penyakit
ini biasanya dimulai dengan gejala serangan demam akut, nyeri di area
retro-orbital (nyeri di belakang mata), dan demam yang terus berlanjut selama
2-7 hari. dari proposi anak yang mengalami sakit, kebanyakan anak mengalami
pemulihan dari kondisi sakit tetapi sedikit anak mengalami perkembangangan ke
kondisi penyakit yang lebih parah.
Penegakan
diagnosa oleh dokter
Dicurigai (suspect) demam dengue di area dengan
resiko dengue jika anak mengalami demam yang tetap selama lebih dari dua hari.
disertai dengan gejala seperti sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri di bagaian otot dan sendi, nyeri perut,
muntah dan/atau muncul rash (gatal/kemerahan) tetapi gejala rash ini tidak selalu muncul.
Akan sangat
sulit untuk membedakan infeksi dengue dengan infeksi lain yang biasa terjadi
pada anak.
Perawatan
Kebanyakan
anak yang sakit dapat dirawat dirumah, dengan menyediakan jamianan akses yang baik bagi orang tua untuk
membawa anak ke rumah sakit.
a.Konsultasikan
dengan orang tua mengenai jadwal
kontrol rutin anak selama sakit dan untuk kembali segera ke
rumah sakit jika terjadi hal-hal sebagai berikut: nyeri abdomen hebat, muntah
yang menetap, ekstremitas dingin atau pucat, letargi atau gelisah, perdarahan
misalnya BAB hitam (melena) atau muntah seperti warna kopi (hematemesis).
b.Dukung
intake cairan oral dengan air bening (air putih, sirup, air tajin, kuah sayur,
air buah kelapa, dll) atau Oralit untuk mengganti kehilangan cairan selama
demam dan muntah.
c.Berikan
parasetamol untuk demam tinggi jika anak tidak nyaman. Jangan berikan aspirin
atau NSAID seperti ibuprofen, karena dapat memperburuk kejadian perdarahan.
d. Pantau
kondisi anak setiap hari hingga temperatur kembali normal. Periksa
hematokrit rutin perhari jika
memungkinkan. Periksa tanda keparahan penyakit.
e. Bawa anak
segera ke rumah sakit dengan tanda keparahan penyakit (perdarahan membran
mukosa atau kulit, shock/rejatan, perubahan status mental, kejang atau kuning)
atau jika mengalami peningkatan nilai hematokrit.
Demam Dengue
parah (berat)
Demam dengue
dengan kondisi yang berat atau parah didefinisikan jika ada salah satu atau
lebih tanda sebagai berikut:
a. Kebocoran
plasma yang menyebabkan shock (dengue shock) dan akumulasi cairan (misalnya
dirongga paru dan peritoneum)
b. Perdarahan
hebat
c. Kegagalan
organ yang parah
kebocoran
plasma, kadang-kadang cukup untuk
menyebabkan shock, merupakan komplikasi infeksi dengue yang paling penting pada
anak. Pasien di pertimbangkan mengalami shock jika tekanan nadi (pulse pressure) < 20mg ”selisih antara tekanan sistolik
dan diastolik” atau pasien mengalami tanda-tanda pefusi kapiler yang buruk
(ekstremitas teraba dingin, Capillary
refill time melambat, nadi cepat dan teraba lemah ). Sistolik hipotensi
biasanya merupakan tanda yang terlambat. Shock sering terjadi pada hari ke 4-5 dari periode sakit. Munculnya shock yang lebih
awal (hari ke 2-3 ), menyempitnya tekanan nadi “pulse pressure”(10 mmHg) atau nadi dan tekanan darah yang tidak
teraba menandakan penyakit yang sangat berat.
Komplikasi
lain dari demam dengue meliputi perdarahan pada kulit dan membran mukosa
(hidung & gusi) kadang-kadang, hepatitis dan encephalopathy. Kebanyakan
kematian pada anak di akibatkan oleh shock, khususnya jika kondisi ditambah dengan komplikasi
overload cairan dari terapi IV.
Penegakan
diagnosa oleh dokter
Pasien diduga
(suspect) mengalami demam dengue
berat jika berada pada wilayah dengan resiko dengue jika anak mengalami demam
lebih dari 2 hari, dan tanda sebagai berikut:
a.Bukti
kebocoran plasma
-nilai
hematrokit yang tinggi atau berangsur-angsur naik
-efusi
pleura atau asites
b.
Masalah sirkulasi atau rejatan (shock)
-ekstremitas
dingin dan basah
-capillary refill time yang memanjang
(> 3 detik)
-denyut
nadi teraba lemah (kecepatan nadi
menghilang sebading dengan menghilangnya volume darah)
-menyempitnya
tekanan nadi (pulse pressure)”selisih nilai tekanan sisitolik dan diastolik”
c.
Perdarahan spontan
-dari
hidung dan gusi
-feses
hitam atau muntah cairan seperti kopi
-memar
kulit atau banyaknya petaechiae
d.
Perubahan tingkat kesadaran
-letagi
atau gelisah
-koma
-
kejang
e.
Gejala gastrointetinal yang berat
-muntah
yang menetap
-nyeri
abdomen yang meningkat dengan adanya nyeri tekan (tenderness) di bagian kuadran kanan atas
-
jaundice
Perawatan
Bawa
seluruh pasien dengan demam dengue berat ke rumah sakit dengan fasilitas untuk
kegawatan terapi cairan IV dan monitoring tekanan darah dan hematokrit.
Managemen
cairan: pasien tanpa shock (tekanan nadi “pulse
pressure” > 20 mmHg)
a.Berikan
Cairan IV untuk muntah yang berulang atau kadar hematokrit meningkat atau tinggi
b.
Berikan hanya cairan isotonik seperti normal saline dan ringer’s lactate
(Hatmann’ s solution) atau 5% glukosa pada ringer’s laktat.
c.
mulai dengan 6 ml/Kg per jam untuk 2 jam, dan selanjutnya kurangi 2-3 ml/Kg per
jam segera jika memungkinkan, bergantung
pada respon klinis.
Berikan
jumlah volume minimum yang dibutuhkan untuk memelihara perfusi yang baik dan halaran
urine (urine output). Terapi IV fluid biasanya dibutuhkan hanya untuk 24-48
jam, karena kebocoran kapiler akan pulih secara spontan setelah periode
tersebut.
Menajemen
cairan: pasien yang mengalami shock (tekanan nadi < 20 mmHg)
a.Tangani
sebagai kondisi kegawatan. Berikan 10-20 ml/Kg cairan isotonik kristaloid
seperti ringer’s lactatate (Hartmann’s solution) atau normal saline lebih dari
1 jam.
-jika
anak berespon (capillary refill time
dan perfusi perifer mulai membaik, tekanan
nadi ”pulse pressure”meluas),
kurangi menjadi 10 ml/Kg selama 1 jam dan selanjutnya berangsur-angsur menjadi
2-3 ml/Kg per jam hingga berakhir 6-8 jam.
-jika
anak tidak berespon (tetap berlajut dengan tanda shock, beri selanjutnya 20
ml/Kg cairan kristaloid selama 1 jam, atau pertimbangkan 10 ml/Kg cairan koloid
seperti 6 % dextran atau 6% hetastrach (masa molekular, 200.000) selama 1 jam.
selanjutnya kembali ke jadwal kristaloid sebelumnya sesegera mungkin.
b.
Selanjutnya berikan cairan ekstra bolus
kecil (5-10 ml/Kg selama 1 jam) yang mungkin dibutuhkan selama 24-48 jam
selanjutnya.
c.
keputusan yang dibuat dalam menentukan
terapi cairan dibuat berdasarkan respon klinis pasien, misalnya peninjauan pada
tanda-tanda vital tiap jam, kadar hematokrit, dan monitor urine uotput secara
ketat. Perubahan pada hematokrit dapat menjadi petunjuk yang bermanfaat untuk
treatment tetapi harus diinterpretasikan dengan respon klinis. Sebagai contoh,
peningkatan kadar hematokrit denngan tanda-tanda vital yang tidak stabil
(khususnya penyempitan tekanan nadi) mengindikasikan kebutuhan untuk bolus
cairan lebih lanjut, tetapi ekstra cairan tidak dibutuhkan jika tanda-tanda
vital stabil, meskipun jika kadar hematokrit sangat tinggi (50-55%). Pada
kondisi ini, lanjutkan untuk monitoring secara berkala. Karena, Hematokrit
lebih mungkin turun dalam 24 jam selanjutnya ketika fase reabsorbsi dimulai.
c.
dikebanyakan kasus, cairan IV dapat di stop setelah 36-48 jam. ingat bahwa
begitu banyak cairan dapat menyababkan kematian akibat overload cairan.
Penanganan terhadap komplikasi perdarahan
a.perdarahan
mukosa mungkin terjadi pada pasien apa pun dengan dengue tetapi biasanya
sedikit. ini berarti menunjukan kadar trombosit yang rendah, yang dapat pulih
dengan cepat pada minggu ke dua setelah sakit.
b.
jika perdarahan mayor terjadi, biasanya terjadi disaluran pencernaan, khususnya
pada pasien dengan shock yang sangat parah dan berkepanjangan. Perdarahan
internal tidak terlihat dalam beberapa jam hingga feses berwarna hitam
dikeluarkan. Pertimbangkan kemungkinan ini pada anak dengan shok yang gagal
untuk memperbaiki kondisi klinis dengan terapi cairan, khususnya jika anak
menjadi pucat, jika nilai hematokrit turun atau jika mengalami distensi perut
atau nyeri tekan.
c.
pada anak yang mengalami trombositopenia (< 20.000 kadar trombosit/mm3),
pastikan pasien tirah baring dan lindungi dari trauma untuk mengurangi resiko
perdarhan. Jangan berikan sumtikan IM.
d.
monitor tanda-tanda klinis, hematokrit, dan trombosit
e.
transfusi darah jarang dibutuhkan. Ketika didindikasikan, harus diberikan
dengan perawatan yang ketat karena masalah overload cairan. jika perdarahan
mayor di curigai, berikan 5-10 ml/Kg darah Whole Blood atau 10 ml/kg paket
darah perlahan hingga 2-4 jam, dan observasi respon klinis. Pertimbangkan
pengulangan jika mengalami respon klinis yang baik dan perdarahan yang
signifikan di konfirmasi.
f.
platelet konsentrat harus diberikan jika terjadi perdarahan yang hebat. “ tidak
ada nilai/manfaat apapun untuk pemberian platelet konsentrat pada terapi trombositopenia tanpa perdarahan dan
mungkin malah menyebabakan hal yang berbahaya.
Kondisi Overload cairan
Overload
(kelebihan) cairan merupakan komplikasi yang penting pada penaganan shock. Yang
dapat terjadi akibat:
-kelebihan
atau terlalu cepat cairan IV
-tidak
benar menggunakan cairan hipotonik yang lebih disukai dari pada cairan isotonik
kristaloid
-
terapi cairan IV yang terlalu lama/terus berlanjut (hingga fase kebcocoran
plasma pulih)
-gunakan
volume cairan IV dalam jumlah besar pada anak dengan kebocoran kapiler berat.
Tanda
awal:
-nafas
cepat
-pergerakan
dinding dada
-
pleura efusi yang luas
-edema
periorbital dan jaringan lunak
-
asites
Tanda
overload yang terlambat diketahui:
-Edema
pulmonal,
-sianosis
- irreversible shock
-sianosis
- irreversible shock
Kesimpulan Perawatan Demam
Dengue
a.Berikan paracetamol untuk
menangani demam tinggi jika anaka mengalami ketidaknyamanan. jangan berikan
aspirin atau NSAID seperti ibuprofen, yang dapat memperparah perdarahan.
b. jangan berikan steroid
c. kejang merupakan hal yang ridak
biasa dengan dengue berat
d. anak dalam kondisi shock atau
dengan distress pernafasan harus diberikan oksigen, jika mungkin dengan nasal
yang memiliki tekanan positif
Baca Juga "Askep Demam Berdarah Dengue"
Sumber:
WHO. 2013. Pocket Book of Hospital care for children. Guidelines
For The Management Of Common Childhood Illnesses. available on www.who.int
Comments
Post a Comment