Untuk teman-teman apakah pernah menemukan intruksi pemberian insulin dari dokter melalui intravena (IV)?
Sekilas mungkin terasa aneh karena biasanya insulin disuntikan di area perut atau lengan atas secara subcutan (SC). Tapi Pada beberapa kondisi dokter dapat memberikan terapi insulin melalui infus atau intravena (IV), dan kita sebagai perawat ruangan harus siap melaksanakannya
Jadi bagaimana cara pemberian insulin?
dan pada kondisi apa saja dokter memberikan terapi tersebut?
Mari baca penjelasan di bawah ini.
1. Pada Kondisi apa dilakukan Pemberian Terapi Insulin Drip?
a. Diabetic Ketoacidosis (DKA)
b. Kadar Kalium (K+) Darah tinggi atau kita sebut dengan kondisi Hiperkalemia
Diabetic ketoacidosis merupakan kondisi serius yang terjadi saat darah menjadi asam akibat produksi keton yang tinggi. Kondisi ini terjadi akibat tubuh tidak cukup memproduksi insulin dan gula tidak bisa digunakan karena menumpuk diluar sel (hiperglikemia) sehingga tubuh menggunakan lemak untuk sumber energi.
Diabetic = Diabetes
Keto = Keton (salah satu senyawanya adalah aseton yang biasa digunakan untuk pembersih kutek)
Acidosis = Asam
2. Bagaimana Insulin Bekerja?
Seperti yang kita sudah tahu insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Insulin berfungsi untuk memberi sinyal kepada sel sehingga gula (glukosa) yang ada di dalam darah dapat masuk (diserap) dan selanjutnya dirubah menjadi energi oleh sel.
Saat gula masuk ke dalam sel, kalium yang berada di dalam darah juga ( ekstraseluler) ikut terserap ke dalam sel ( intraseluler).
Pada kondisi diabetes ketoasidosis terjadi peningkatan kadar kalium darah (hiperkalemia) yang menyebabkan kondisi hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) dan asidosis (Kondisi darah yang terlalu asam akibat keton). Pemberian insulin bertujuan untuk menurunkan kadar gula (glukosa), dengan membuat glukosa masuk ( diserap) ke dalam sel. Pada saat glukosa diserap masuk diikuti dengan penyerapan Kalium ke dalam sel (transport aktif pompa Na-K). Nah manfaat insulin yang mampu memasukan kalium ini, dimanfaatkan juga untuk pengobatan kondisi hiperkalemia.
4. Bagaimana Cara pemberian insulin intravena?
a. Untuk mengobati hiperglikemia pada kondisi Diabetes Ketoasidosis
Misalnya, "Orderan dokter pasien Tn. A mendapat terapi drip insulin 5 unit/jam".
Jawab :
Caranya kita oplos insulin dengan perbandingan 1:1, Kita gunanakan misalnya insulin jenis novorapid yang pen dengan perbandingan 1:1 misalnya kita buat untuk 8 Jam dahulu ( 1 Shift dinas). Jadi 8 x 5 unit = 40 unit dan pengencernya adalah aquabidest 40 cc.
Lalu lakukan Persiapan Alat:
1) Syringe pump
2) Syinge 60 CC
3) Aquabidest atau Nacl 0,9 %
4) TreeWay
5) precusor
Karena 40 unit : 40 cc = 1unit/cc maka untuk mendapatkan 5 unit dalam 1 jam, atur syringe pump pada kecepatan 5 cc/jam.
b. Untuk mengobati hiperkalemia
Karena insulin memfasilitasi peyerapan gula (glukosa) kedalam sel. Saat gula masuk, kalium pun akan ikut terserap, sehingga kadar kalium darah akan turun. Terapi ini diberikan pada kondisi hiperkalemia yaitu kondisi dimana kadar kalium darah > 6,7 mEq/L.
Contohnya, "orderan dokter pemberian D 50% dan 10 unit insulin intravena". Biasanya digunakan cairan gula pada terapi hiperkalemia untuk mencegah terjadinya hipoglikemia.
5. Apa yang perlu dilakukan perawat ?
a. Monitor respon pasien, tingkat kesadaran, dan tanda-tanda vital
b.Monitor kadar gula darah per jam sesuai intruksi dokter atau SPO rumah sakit. Dosis insulin dapat berubah tergantung respon dan status gula darah terbaru.
c. Monitor efek samping
- Hipoglikemia : Pemeriksaan gula darah yang rutin harus dilakukan untuk memastikan tidak terjadi penurunan gula darah yang ekstrim akibat terlalu banyak pemberian insulin. Biasanya saat hipoglikemia pasien menjadi bekeringat, bingung, merasa mual, gemetar, dan bisa terjadi penurunan tingkat kesadaran yang terjadi disaat kadar gula darah begitu rendah
- Hipokalemia: kondisi hipokalemia bisa menyebabkan gangguan irama jantung (dysritmia) dan kematian (Sehingga diperlukan monitoring hasil kalium darah dan Electrocardiografi (EKG) sesuai intuksi)
- Edema otak (serebral): penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba dapat beresiko menyebabkan edema serebral. Kadar gula yang tinggi bepengaruh pada derajat osmolaritas menyebabkan shift cairan dari intrasel ke ekstrasel sehingga sel berkontraksi (mengecil), seperti pemberian manitol untuk mengurangi edema serebral. Sebaliknya pada saat kadar gula darah rendah peroses ini berhenti sehingga cairan tertahan di intrasel dan menyebabkan edema sel. Untuk mencegah edema serebral, penurunan kadar gula darah harus dilakukan secara perlahan. Penurunan kadar gula darah yang ideal adalah 50-75 mg/dl per jam.
Comments
Post a Comment