Pembahasan : Kefektifitasan Tepid Sponge Bath dalam Mengatasi Demam Pada Anak


Latar belakang
Berdasarkan kepada  wawancara kepada beberapa perawat di Rumah Sakit X yang menganggap bahwa tepid sponge bath merupakan intervensi non-farmakologi terbaik dalam mengatasi demam. Tepid sponge bath dianggap cara yang terbaik untuk mengatasi demam pada anak di ruang Bedah Anak Y dan ruang Anak Z.
a) Penelitian I         : “Tepid sponging plus dipyrone versus dipyrone alone for reducing body temperature in febrile cildern”
b) Penelitian II       : “The Efficacy Of Tepid Sponge Bathing To Reduce Fever In Young Children.”
c) Penelitian III      : “Comparative Effectiveness of Tepid Sponging and Antipyretic Drug Versus Only Antipyretic Drug in The Management of Fever Among Children: A Randomized Controlled Trial.”
d) Penelitian IV     : “Efficacy of tepid sponging versus paracetamol in reducing temperature in febrile children.”
Pembahasan
Sebuah peningkatan temperatur, lebih sering disebabkan oleh demam atau hiperpireksia (fever) tetapi kadang-kadang bisa disebabkan oleh hipertermia (heat ilnees). Demam merupakan salah satu gejala sakit yang paling banyak terjadi pada anak.

Definisi Kosa Kata
      Set point                                  : Temperatur sekitar suhu tubuh yang diatur oleh mekanisme sperti thermostat (alarm suhu) di dalam hipotalamus.

    Demam atau Hiperpireksia  (Fever)      : Peningkatan pada set point sehingga temperatur tubuh diatur pada level yang lebih tinggi.  Atau  hiperpreksia bisa diartikan sebagai peningkatan temperatur diatas 38o C (100,4 o F). Contohnya pada pasien yang mengalami infeksi atau radang.

     Hipertermia (Heat Illnes)         : Sebuah kondisi dimana suhu tubuh melebihi set point, yang biasanya diakibatkan oleh tubuh atau kodisi eksternal yang menciptakan panas lebih dari pada kemampuan tubuh dalam mengeliminasi panas, seperti pada heat stroke, aspirin toxicity, or hyperthyroidism. Contoh seseorang yang sehat (tidak demam) akan memliki set poin yang normal akan tetapi akibat berada di lingkungan panas (gurun pasir) menyebabkan suhu tubuh ikut meningkat diatas 38o C, hal inilah yang disebut hipertermia.

Mekanisme pengaturan suhu tubuh:
Temperatur tubuh diatur oleh mekanisme seperti termostat (alarm) di hipotalamus. Mekanisme ini menerima input yang berasal dari reseptor yang berlokasi di pusat (sentral) dan perifer. Ketika perubahan temperatur terjadi, reseptor tersebut mengirim informasi ke thermostat, yang menyebabkan salah satu perubahan peningkatan atau penurunan produksi panas untuk memelihara temperatur set point yang konstan. Ketika seseorang mengalami infeksi, substansi pirogenik yang dimediasi oleh prostaglandin menyebabkan peningkatan set point . Sebagai akibatnya , hipotalamus meningkatkan produksi panas hinga suhu inti mencapai suhu set point yang baru.
Penanganan  Terapeutik:
Treatmen pada peningkatan temperatur bergantung pada apakah itu disebabkan oleh demam (feverHyperpyrexia) atau hipertermia. Karena set point dalam kondisi normal pada hyperthermia,  tetapi meningkat pada saat demam (fever) atau HyperpyrexiaPendekatan yang berbeda harus digunakan untuk menurunkan temperatur tubuh secara efektif.
Demam (Hyperpyrexia)
 Alasan mendasar untuk menangani demam adalah mengurangi ketidaknyamanan. Meliputi intervensi yang bersifat farmakologik dan lingkungan. Intervensi yang paling efektif digunakan adalah antipiretik untuk menurunkan set point.
intervensi lingkungan: intervensi ini digunakan jika ditolerir oleh anak dan jika tidak menyebabkan menggigil. Meliputi penggunaan baju tipis, memaparkan kulit ke udara, mengurangi temperatur ruangan, meningkatkan sirkulasi udara, penggunaan kompres lembab dan dingin pada area kulit seperti dahi dan pengunaan kompres ini efektif bila diberikan kira-kira 1 jam setelah pemberian antipiretik karena set point sudah berada pada suhu yang lebih rendah). Dari sumber buku dinyatakan bahwa prosedur  pendinginan  seperti sponging atau tepid bath  tidak efektif dalam menangani demam anak atau hiperpireksia tetapi efeketif untuk menangani hipertermia, karena ketika digunakan sendiri atau dikombinasikan (digunakan bersama) dengan antipiretik secara signifikan menimbulkan ketidaknyamanan pada anak. (Saharber 1997 dalam Hockenberry and Wilson, 2007 )
Hipertermia
Tidak seperti pada demam (hiperpireksia), antipiretik tidak ada nilai (manfaatnya) pada hipertermia karena set point dalam kondisi normal. Sebagai gantinya, tindakan mendinginkanlah yang digunakan. Penggunaan bahan dingin pada kulit dapat menolong mengurangi temperatur inti. Darah yang sudah didinginkan di permukaan kulit akan masuk dan mengkonduksi panas dari bagian organ dan jaringan bagian dalam, darah yang hangat akan kembali bersirkulasi ke permukaan kulit dan didinginkan kembali lalu mengalami sirkulasi kembali.

Kesimpulan:
Pada kondisi Hyperpyrexia (demam/fever) yang terpengaruh adalah set point, sehingga memerlukan tindakan farmakologi atau pemberian obat antipiretik (antiprostaglandin) untuk mengembalikan ke set point normal. Selain itu alasan mendasar pada penganan demam adalah untuk memberikan kenyamanan bukan sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan  berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas (penelitian I, II, III, dan IV), tepid sponging bath tidak efektif dalam penanganan demam karena secara signifikan menimbulkan ketidaknyamanan pada anak.

Saran:
Mempertimbangkan penyebab peningkatan temperatur sebelum memberikan penanganan, apakah disebabkan oleh demam (feverHyperpyrexia) atau hipertermia. Pada peningkatan  suhu akibat demam (feverHyperpyrexia) intervensi yang paling efektif digunakan adalah penggunaan antipiretik untuk menurunkan set point. Ditambah intervensi lingkungan, dengan syarat jika ditolerir oleh anak dan jika tidak menyebabkan menggigil. Yang meliputi tindakan penggunaan baju tipis, memaparkan kulit ke udara, mengurangi temperatur ruangan, meningkatkan sirkulasi udara, penggunaan kompres lembab dan dingin pada area kulit seperti dahi, leher, ketiak, selangkangan, dan dibelakang lipatan lutut.










DAFTAR PUSTAKA

1.      Agbolosu NBCuevas LEMilligan PBroadhead RLBrewster DGraham SM. Efficacy of tepid sponging versus paracetamol in reducing temperature in febrile children. Ann Trop Paediatr. 1997 Sep;17(3):283-8. Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov (diakses Februari 2012). (Liverpool School of Tropical Medicine, UK.)
2.      Alves JGAlmeida NDAlmeida CD. Tepid sponging plus dipyrone versus dipyrone alone for reducing body temperature in febrile children. Sao Paulo Med J. 2008 Mar 6;126(2):107-11.1994 Apr;33(4):227-31. Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov (diakses Februari 2012)(Instituto Materno Infantil Professor Fernando Figueira, Recife, Pernambuco, Brazil. joaoguilherme@imip.org.br)
3.      Hockenberry and Wilson. 2007. Wong’s Nursing Care of Infants and Childern eight edition.Canada: Mosby Elsevier.
4.      Jane Sharber .The efficacy of tepid sponge bathing to reduce fever in young children
The American Journal of Emergency Medicine, March,1997, Volume 15, Issue 2, Pages 188-192. Available at : http://linkinghub.elsevier.com (diakses Februari 2012)
5.      Sharber  J. The Efficacy of  Tepid Sponge Bathing to Reduce Fever in Young Children.           Am J Emerg Med. 1997 Mar;15(2):188-92. Available at :http://www.ncbi.nlm.nih.gov (diakses Februari 2012). (College of Nursing, University of Arizona, Tucson 85721, USA)
6.      Thomas SVijaykumar CNaik RMoses PDAntonisamy B. Comparative effectiveness of tepid sponging and antipyretic drug versus only antipyretic drug in the management of fever among children: a randomized controlled trial. Indian Pediatr. 2009 Feb;46(2):133-6. Available at : http://www.ncbi.nlm.nih.gov (diakses Februari 2012).  (Department of Child Health Nursing, Child Health Department and Department of Biostatistics, Christian Medical College, Vellore, India)


Comments