Sebelum melakukan operasi secara umum ada beberapa pemeriksaan yang
dianjurkan untuk dilakukan agar operasi bisa dijalankan dengan lancar dan
aman yang disebut screening preop (pemeriksaan sebelum operasi).
Apa itu Screening preoperasi? Yaitu peroses pemeriksaan yang dilakukan untuk mengindentifikasi penyakit-penyakit yang tidak diketahui atau tidak terdeteksi dengan melakukan beberapa tes atau pemeriksaan penunjang.
Sebelum operasi dilaksanakan, diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang salah satunya adalah kondisi pasien yang stabil. Oleh karena itu, dokter biasanya menganjurkan untuk melakukan beberapa pemeriksaan penunjang terlebih dahulu sebelum operasi.
Apa itu pemeriksaan penunjang? pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakan diagnosa, menyingkiran kemungkinan penyakit lain, melihat komplikasi, dan sebagai petunjuk dalam pengobatan atau penentuan terapi.
Ada lima pemeriksan penunjang yang akan dilakukan, empat pemeriksaan bersifat wajib terutama bagi anda yang berusia diatas 40 tahun dan satu lagi pemeriksaan penunjang tambahan itu pun jika diperlukan terkait kondisi dan status kesehatan pasien. Tapi secara umum setiap pasien yang akan dioperasi menjalani empat pemeriksaan wajib yaitu pemeriksaan laboratorium, rotgen dada, EKG (Elektrokardiografi) dan TFP (Tes Fungsi Paru).
Manfaat dari screening preop adalah untuk menghindari komplikasi selama dan setelah operasi (pasca operasi) seperti kemungkinan adanya masalah jantung atau paru yang sebelumnya tidak dikeluhkan, kondisi darah encer yang tidak diketahui atau mengkonsumsi obat pengencer darah yang dapat menggangu kelancaran operasi. Serta masalah kesehatan lain seperti darah tinggi, masalah gula, atau infeksi, kekurangan darah, kekurangan cairan atau nutrisi dan masalah kesehatan lainnya yang harus diatasi terlebih dahulu sebelum melakukan operasi.
Apa itu Screening preoperasi? Yaitu peroses pemeriksaan yang dilakukan untuk mengindentifikasi penyakit-penyakit yang tidak diketahui atau tidak terdeteksi dengan melakukan beberapa tes atau pemeriksaan penunjang.
Sebelum operasi dilaksanakan, diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang salah satunya adalah kondisi pasien yang stabil. Oleh karena itu, dokter biasanya menganjurkan untuk melakukan beberapa pemeriksaan penunjang terlebih dahulu sebelum operasi.
Apa itu pemeriksaan penunjang? pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakan diagnosa, menyingkiran kemungkinan penyakit lain, melihat komplikasi, dan sebagai petunjuk dalam pengobatan atau penentuan terapi.
Ada lima pemeriksan penunjang yang akan dilakukan, empat pemeriksaan bersifat wajib terutama bagi anda yang berusia diatas 40 tahun dan satu lagi pemeriksaan penunjang tambahan itu pun jika diperlukan terkait kondisi dan status kesehatan pasien. Tapi secara umum setiap pasien yang akan dioperasi menjalani empat pemeriksaan wajib yaitu pemeriksaan laboratorium, rotgen dada, EKG (Elektrokardiografi) dan TFP (Tes Fungsi Paru).
Manfaat dari screening preop adalah untuk menghindari komplikasi selama dan setelah operasi (pasca operasi) seperti kemungkinan adanya masalah jantung atau paru yang sebelumnya tidak dikeluhkan, kondisi darah encer yang tidak diketahui atau mengkonsumsi obat pengencer darah yang dapat menggangu kelancaran operasi. Serta masalah kesehatan lain seperti darah tinggi, masalah gula, atau infeksi, kekurangan darah, kekurangan cairan atau nutrisi dan masalah kesehatan lainnya yang harus diatasi terlebih dahulu sebelum melakukan operasi.
Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang biasa dilakukan sebelum melaksanakan tindakan operasi.
A. Pemeriksaan Laboratorium
A. Pemeriksaan Laboratorium
1.
Sel Darah
Pemeriksaan sel
darah ini bergantung kepada permintaan dari dokter terkait kondisi pasien yang berpengaruh terhadap penentuan jenis atau berapa banyak parameter darah yang perlu diperiksa . Umumnya yang sering kali diperiksa adalah pemeriksaan darah 8
parameter, seperti:
a.
Sel darah merah (eritrosit) : Berfungsi untuk mengangkut oksigen
keseluruh tubuh
b.
Sel darah putih (leukosit) : Berfungsi untuk melawan infeksi,
peningkatan jumlah sel darah putih menandakan terjadi infeksi
c.
Hemoglobin
: Protein yang berada didalam sel darah merah, sedikit banyaknya oksigen yang
diangkut bergantung dari kadar hemoglobin. Kondisi menurunnya kadar hemoglobin
disebut dengan anemia.
d.
Hematokrit :
Perbandingan sel darah merah dengan cairan darah atau plasma darah yang dapat
mempelihatkan kondisi pasien mengalami kekurangan cairan (dehidrasi) atau tidak
e.
Keping darah (trombosit) : Berperan dalam pembekuan darah atau meghentikan
perdarahan pada saat terjadi perlukaan.
f. Hitung jenis leukosit
f. Hitung jenis leukosit
2.
Kimia Darah
Pemeriksaan kimia darah bergantung pada kondisi pasien
dan riwayat penyakit, tidak semua pasien
diperiksakan kimia darah secara lengkap ini bergantung kepada permintaan
dokter. Kimia darah yang biasa diperiksa meliputi:
a.
Gula puasa dan gula jam 2 setelah makan :
Biasanya diperiksakan pada pasien yang memiliki riwayat diabetes (gula)
b.
Ureum-Kreatinin : Untuk melihat fungsi ginjal
c.
SGOT-SGPT : Untuk melihat fungsi hati
d.
Elektrolit seperti Na,K, Ca : Untuk melihat kadar
elektrolit darah
e.
Pemeriksaan Penanda Kangker
f.
Bilirubin direct dan indirect : Jika pasien
mengalami sakit kuning
3. Tes Pembekuan Darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat
waktu Pembekuan darah dengan memeriksa PT(Prothrombin Time )-APTT (Partial Thromboplastin Time ). Apakah darah mudah atau sulit membeku yang
nantinya berpengaruh pada jumlah kehilangan darah saat operasi.
4.
Pemeriksaan Urin (air seni )
Biasanya pada pasien yang mengalami gangguan pada
masalah perkemihan (urologi) dilakukan pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan urin. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kandungan
zat yang terdapat pada urin (air seni) seperti gula, protein, keton, sel darah merah, epitel, dan zat lainnya. Selain itu
biasanya juga dilakukan pemeriksaan kultur urin untuk melihat antibiotik yang tepat (spektum sempit) bila diduga sudah terjadi infeksi pada pasien. Pemeriksaan kultur juga bertujuan untuk melihat ke efektifan pemberian antibiotik yang tepat untuk penyembuhan luka nanti setelah operasi.
B.
Pemeriksaan EKG (Elektrokardiografi)
EKG atau
rekam jantung dilakukan pada pasien yang mengalami riwayat jantung atau usia
pasien diatas 40 tahun. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa apakah ada
masalah jantung.
Tes ini
dilakukan untuk mengukur kekuatan paru dengan meniup dan menghisap alat yang
disebut spirometer. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang mengalami
riwayat gangguan pernafasan seperti asma atau pada pasien diatas usia 40 tahun
Pemeriksaan
ini bertujuan untuk melihat kondisi paru-paru, biasanya dilakukan pada pasien
dengan keluhan pernafasan atau pasien diatas usia 40 tahun.
Pemeriksaan diagnostik lainnya bergantung pada penilaian
dokter tentang kondisi dan jenis penyakit pasien. Biasanya pemeriksaan ini sudah dilakukan sebelumnya atau tambahan pemeriksaan baru untuk memperkuat penegakan diagnosa penyakit dan penilaian operasi sebagi pilihan pengobatan yang terbaik. Hasil pemeriksaan ini dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis operasi. Selain itu, untuk melihat gangguan atau penyakit secara lebih jelas sebagai panduan saat dokter melakukan operasi (pembedahan). Pemeriksaan tambahan tersebut diantara lain adalah pemeriksaan seperti USG, endoscopy, echo,
MRI, CT scan, radiologi, dan pemeriksaan lainnya.
Comments
Post a Comment