Sebuah Harga Diri

Seorang bapak sakit, sudah lama dia dirawat. terlihat hanya termenung. Entah apa yang sedang dipikirkanya ada yang bergejolak didalam batinnya  dan dipendam. Barangkali memikirkan tentang kesembuhan dirinya, atau  masa depan anak-anaknya, atau nasib rumah tangganya, atau mungkin arti hidupnya kini. 

Sakit membuatnya harus beristirahat, menjadikannya tidak produktif. Sakit bukan saja menelan kenyamanan diri tapi waktu, tenaga, dan ekonomi. Seorang bapak yang seharusnya menjadi kepala keluarga mencari nafkah kini tak berdaya karena penyakit. Sosok yang mandiri kini harus dibantu dan menuntut keihlasan keluarga untuk melayani.

Kiranya sudah bosan dia meminum obat, yang sangat pahit terasa hinga berhar-hari. Semua obat dihaluskan dalam bentuk serbuk karena kemapuan menelannya berkurang.  Katanya mengeluh" bagaimana saya bisa makan, obat yang kemarin masih terasa dilidah dan tenggorokan saya". Obat serbuk itu tak mungkin dimasukan ke kapsul karena sulit menelan dan jumlahnya akan banyak. Karena perutnya yang membesar, jadi cepat penuh dan kenyang walau minum air beberapa teguk.  

Masih ada mimpi, bunga tidur dari seorang sakit walau tidak senyenyak dan sepanjang orang sehat. Sesekali dirinya memejamkan mata, mungkin setelah lelah beberapa malam terjaga karena merasakan ini dan mencemaskan itu. Terkadang bermimpi sembuh dapat  berlari dan berkerja untuk membahagiakan anak istri dan terbangun dalam kenyataan yang berbeda. Bisa bermimpi semoga itu adalah harapan untuk semangat sembuh. bukan  angan-angan belaka.

Tapi apa daya badanya lemas, karena demam yang menguras energi dan membuat tubuhnya  basah berkeringat.  Mata dan kulitnya kuning,  perutnya buncit mendesak lambung sehingga mual dan sesak terasa.  dan tungkai kakiknya bengkak sehingga harus ditinggikan dengan bantal.

Akankah waktu berbaik hati terhenti, sehingga roda ekonomi pun tak harus  berputar, asap dapur berhenti sejenak menunggu kesembuhan si bapak.  Jelas, jawabanya tidak. Ini adalah cobaan untuk si Bapak dan keluarganya. Dan harga diri si bapak diletakkan dicara bagaimana keluarga berespon terhadap cobaan ini.


Comments