Berikut ini tips bagi mahasiswa yang akan menjalani praktik lapangan.. Semangat jadi perawat yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Khairunnas Anfaahum linnas!
1. Siapkan Bekal Ilmu dan Catatan Penting
2. Ikuti Peraturan
4.Minta Bimbingan
5. Komunikasi
Komunikasi yang baik (beretika) dan bina thrust ( hubungan saling percaya) sambil melatih komunikasi teurapeutik. Jalin hubungan yang baik dengan pasien dan Kakak perawat. Dengan kakak perawat misalnya kita menyiapkan alat-alat untuk perawatan luka dari mulai mebersihkan troli dengan alkohol, menyiapkan set balutan luka, cairan infus, plester, dan lain-lain. Begitu pun untuk tindakan lainnya. Selalu siap menawarkan bantuan dan bersedia dimintai tolong. Seperti pemeriksaan Tanda-tanda vital, walau pun kita sudah bosan karena saking kompeten. Tetap harus mau karena mengukur Tanda-tanda vital sangat berarti karena nilai objektif dan dasar dalam mengevaluasi kesembuhan pasien dan arah pengobatan selanjutnya. Agar mampu menyiapkan alat-alat atau prasat kita harus tahu seluk -beluk ruangan jadi orientasi di ruangan itu penting.
1. Siapkan Bekal Ilmu dan Catatan Penting
Biasanya sebelum ke lapangan kita sudah dibekali teori yang cukup di kampus mengenai sistem atau bab matakuliah yang akan dipelajari serta telah lulus ujian skill. Jadi tujuan kelapangan untuk mengkristalkan (menyimpan) teori-teori tersebut kedalam otak melalui kebiasaan kerja. Kita juga nantinya dapat melihat perbedaan SOP rumah sakit dengan SOP yang dimiliki kampus atau untuk melihat apakah pelaksanaan tindakan di lapangan sudah sesuai SOP? dan kendala apa saja yang muncul.
2. Ikuti Peraturan
Dimana bumi di pijak disitu langit di jungjung. Secara
umum aturan yang berlaku antara satu ruangan dengan ruangan lain sama
seperti jangan terlambat masuk, berpakaian rapi, tidak keluyuran atau
duduk mengobrol saat jam kepasien, dan aturan disiplin lainnya. Tetapi ada juga ke khasan aturan dan
kebiasaan masing-masing ruangan. Pasti suka ada ruangan yang paling
ketat dan disiplin dan ada ruangan yang sedikit renggang.
3. Hafal Medan Kerja
Harus tahu mana tindakan atau alat yang perlu dilakukan steril dan mana yang dilakukan dengan pinsip bersih. Ada istilah ditempat saya "jangan main kobok" Alat atau set yang wajib diperlakukan seteril contohnya alat untuk merawat luka, pasang selang kencing, alat-alat operasi di OK, saat membuka produk steril sepeti kasa untuk luka, kateter, spuit untuk lidocaine, jarum hecting, bisturi, selang suction dan lain-lain. Pada saat mengencerkan obat jaga jarum spuit tetap steril. Saat mengganti infus jaga ujungnya agar tetap seteril. Jangan sering membuka sambungan abocet dan infus dan Sambungan kateter urin karena prinsipnya closed system ( sistem tertutup).
Harus tahu mana tindakan atau alat yang perlu dilakukan steril dan mana yang dilakukan dengan pinsip bersih. Ada istilah ditempat saya "jangan main kobok" Alat atau set yang wajib diperlakukan seteril contohnya alat untuk merawat luka, pasang selang kencing, alat-alat operasi di OK, saat membuka produk steril sepeti kasa untuk luka, kateter, spuit untuk lidocaine, jarum hecting, bisturi, selang suction dan lain-lain. Pada saat mengencerkan obat jaga jarum spuit tetap steril. Saat mengganti infus jaga ujungnya agar tetap seteril. Jangan sering membuka sambungan abocet dan infus dan Sambungan kateter urin karena prinsipnya closed system ( sistem tertutup).
4.Minta Bimbingan
Setiap mau melakukan tindakan apa pun meskipun sudah bisa tetap harus dibawah pengawasan. Tindakan paling sederhana seperti memberikan obat ke selang infus harus dalam pengawasan semua harus sesuai standar seperti mengobservasi apakah infusan menetes dengan baik? tidak ada tanda kemerahan, bengkak atau keluhan nyeri? mengaspirasi dulu untuk melihat kelancaran infus dengan ciri apakah darah keluar? bila tidak jangan masukan obat tapi pindahkan infus terlebih dahulu. Mulai mengerjakan segala hal sesuai standar yang telah diberikan kampus atau mengikuti standar rumah sakit. Bukan hanya pelaksanaan tindakan invasif yang ada SOP nya, tindakan yang dianggap sepele seperti memandikan dan ganti sprei juga ada SOPnya..
5. Komunikasi
Komunikasi yang baik (beretika) dan bina thrust ( hubungan saling percaya) sambil melatih komunikasi teurapeutik. Jalin hubungan yang baik dengan pasien dan Kakak perawat. Dengan kakak perawat misalnya kita menyiapkan alat-alat untuk perawatan luka dari mulai mebersihkan troli dengan alkohol, menyiapkan set balutan luka, cairan infus, plester, dan lain-lain. Begitu pun untuk tindakan lainnya. Selalu siap menawarkan bantuan dan bersedia dimintai tolong. Seperti pemeriksaan Tanda-tanda vital, walau pun kita sudah bosan karena saking kompeten. Tetap harus mau karena mengukur Tanda-tanda vital sangat berarti karena nilai objektif dan dasar dalam mengevaluasi kesembuhan pasien dan arah pengobatan selanjutnya. Agar mampu menyiapkan alat-alat atau prasat kita harus tahu seluk -beluk ruangan jadi orientasi di ruangan itu penting.
6. Ikut Operan
Mencatatat rencana tindakan saat Operan Dinas (jaga). Ini penting biar kita tahu bahwa akan ada rencana atau tindakan apa saja. jadi tidak ketinggalan. Seperti berapa orang yang hari ini rencana ganti balutan, operasi, pemeriksaan darah, pasang infus ulang, pemberian obat, pemeriksaan radiologi, dan lain-lain.
Mencatatat rencana tindakan saat Operan Dinas (jaga). Ini penting biar kita tahu bahwa akan ada rencana atau tindakan apa saja. jadi tidak ketinggalan. Seperti berapa orang yang hari ini rencana ganti balutan, operasi, pemeriksaan darah, pasang infus ulang, pemberian obat, pemeriksaan radiologi, dan lain-lain.
7. Brain Stroming ( Mencatat Nama Obat atau Istilah-Istilah Baru).
Saat praktek jangan fokus ke keperawatan saja, kita harus menyelam sambil minum air, alias menghapal nama-nama obat tujuanya untuk mengkristalkan ilmu di otak biar gak lupa. Tempel label kemasan obat di buku dan cari tahu apa itu? saat dirumah atau waktu senggang dirumah sakit. Misalnya kenapa bila pasien diberi ceftriaxone atau keterolak suka diberi ranitidin? atau termasuk kelas antibiotik mana ceftriaxone, golongan obat nyeri apa keterolak, dan golongan jenis apa ranitidin dan apa bedanya dengan antasida? Begitu pun nilai-nilai normal lab, arti nilai tersebut dan tujuannya
Saat praktek jangan fokus ke keperawatan saja, kita harus menyelam sambil minum air, alias menghapal nama-nama obat tujuanya untuk mengkristalkan ilmu di otak biar gak lupa. Tempel label kemasan obat di buku dan cari tahu apa itu? saat dirumah atau waktu senggang dirumah sakit. Misalnya kenapa bila pasien diberi ceftriaxone atau keterolak suka diberi ranitidin? atau termasuk kelas antibiotik mana ceftriaxone, golongan obat nyeri apa keterolak, dan golongan jenis apa ranitidin dan apa bedanya dengan antasida? Begitu pun nilai-nilai normal lab, arti nilai tersebut dan tujuannya
8.Siap Siaga
Jangan pernah bersantai- santai atau terlihat malas-malasan atau merasa gak ada kerjaan. Setelah pekerjaan utama ruangan selesai ( biasanya fokus ke kuratif) seperti memberikan obat, ganti infus, ambil darah, merawat luka. Kita bisa melakukan Asuhan keperwatan mandiri (murni) memandikan pasien, keramas, potong kuku, latihan ROM, memfasilitasi oral hygiene (gosok gigi), merawat kateter urin, membatu miring Kanan-kiri tiap 2 jam, mengobrol dan membina trust dengan pasien, mencek hasil lab, dan tindakkan lainnya.
Jangan pernah bersantai- santai atau terlihat malas-malasan atau merasa gak ada kerjaan. Setelah pekerjaan utama ruangan selesai ( biasanya fokus ke kuratif) seperti memberikan obat, ganti infus, ambil darah, merawat luka. Kita bisa melakukan Asuhan keperwatan mandiri (murni) memandikan pasien, keramas, potong kuku, latihan ROM, memfasilitasi oral hygiene (gosok gigi), merawat kateter urin, membatu miring Kanan-kiri tiap 2 jam, mengobrol dan membina trust dengan pasien, mencek hasil lab, dan tindakkan lainnya.
Comments
Post a Comment