Sindrom Hiperventilasi, Sesak akibat stres atau cemas

 

 

A. Pengertian

Hiperventilasi artinya bernafas berlebihan (over breathing). Pada hiperventilasi bernafas menjadi lebih dalam dan cepat. Nafas normal berkisar antara 12-20 kali per menit. Sindrom Hiperventilasi adalah gangguan pernapasan atau bernafas lebih cepat dari biasanya disebabkan karena penderita mengalami stress, panik serta emosi yang tak terkendali. Bernafas menjadi menakutkan, dan timbul perasaan seperti tidak mendapatkan udara cukup (atau udara tidak masuk ke paru-paru). Akibat bernafas dengan cepat dan dalam menyebabkan paru-paru menghirup banyak oksigen dan kadar karbondioksida (CO2) dalam darah turun.



B. Tanda gejala


Pada saat hiperventilasi pernafasan menjadi cepat dan menyebabkan pengeluaran karbondioksida (CO2) lebih banyak.  Akibatnya, PH darah naik menjadi lebih basa dan menyebabkan penurunan kosentrasi  kalsium yang berpengaruh  pada sistem otot  dan saraf sehingga menyebabkan gejala seperti:


  1. Gemetar, cemas, dan dada berdebar 
  2. Hiperventilasi
  3. pernafasan dada bagian atas ( thorak) tanpa disertai peningkatan dari otot diagpraghma
  4. Rasa tidak nyaman (paastesia) di wajah, tangan , bibir seperti kesemutan
  5. Kram (spasm) di bibir, tangan dan lengan
  6. mual, muntah
  7. pusing
  8. pingsan
  9. nyeri ulu hati atau dada
C. Penanganan
  • Posisikan pasien duduk tegak
  • Anjurkan untuk menghembuskan nafas terelebih dahulu dan ikuti menarik nafas
  • Anjurkan pasien untuk bernafas  menggunakan kanntug plastik/kertas atau tangan yang dibentuk masker (hati-hati kekurangan oksigen, karena udara segar diperlukan tubuh)
  • Ajak bicara pasien (untuk mengalihkan sesak dan rasa cemas)
  • Anjurkan pasien untuk bernafas tenang dan lambat
  • Bila sering terjadi lakukan breathing theraphy

Berbeda dengan sesak yang disebabkan oeh jantung dan paru-paru, Hiperventilasi  atau sesak yang diakibatkan stres berkurang saat berjalan-jalan dan mengobrol.


Hasil gambar untuk hyperventilation syndrome



Comments