Atrial Flutter

Atrial flutter merupakan takikardi  supraventricular dengan ciri kecepatan denyut atrium (atrial rate) 250 sampai  350 kali/menit dan rata-rata berkisar 300 kali/menit. Inplus berasal dari atrium. Pada gambaran EKG, gelombang P kehilangan ciri (pembeda) karena cepatnya denyut atrium (atrial rate). Gelombang (EKG) bercampur bersama seperti gigi gergaji dan disebut sebagai Flutter waves atau gelombang f . Simbol huruf kecil f merupakan lambang dari atrial flutter.


CATATAN:
 Untuki melihat kecepatan denyut atrium (atrial rate) dapat dilihat dari gelombang P dan sebaliknya untuk melihat kecepatan denyut ventrikel fokus pada QRS komplek. (coba baca materi dasar sebelumnya mengenai  8 langkah atau 5 langkah interpretasi EKG)


Penyebab

Atrial Flutter biasanya berhubungan dengan Second- degree block. Sehingga , AV node gagal untuk membiarkan konduksi seluruh implus ke ventrikel menyebabkan  denyut ventrikel (ventricular rate) menjadi lambat. Atrial flutter juga mungkin disebabkan oleh pembesaran jaringan atrium dan peningkatan tekanan atrium. Kondisi trsebut biasanya ditemui pada pasien dengan gangguan katup mitral yang parah, hipertiroid, penyakit perikardium, dan penyakit primer pada miokardium. Atrial flutter juga dapat ditemui pada pasien yang telah mengalami operasi bedah jantung atau dengan MI (miokard infark), chronic obstructive pulmonary disease (COPD), dan  hipoksia sistemik. Atrial Flutter jarang terjadi pada orang yang sehat, bila terjadi merupakan indikasi adanya gangguan jantung.



Perubahan klinis yang signifikan (berarti) pada atrial flutter bergantung pada banyaknya implus yang dikonduksikan melalui nodus yang memperlihatkan rasio konduksi, misalnya 2:1 atau 4 :1 yang menghasilakan denyut ventrikel (ingat bahwa 1 kali pompa jantung itu terbentuk dari 1 kali denyut atrium dan 1 kali denyut ventrikel). pada atrial flutter rasio denyut atrium lebih banyak dari denyut ventrikel). jika kecepatan ventrikel yang dihasilkan begitu sedikit ( kurang dari 40 kali/menit) atau terlalu cepat ( lebih darai 150 kali/menit), curah jantung (cardiac output) yang dihasilkan berbahaya. Biasanya denyut ventrikel yang cepat merupakan aritmia yang lebih berbahaya (dari denyut ventrikel yang lambat) denyutan yang cepat mengurangi waktu pengisian ventrikel dan perfusi koroner yang dapat menyebabkan angina (nyeri dada), gagal jantung, edema paru, hipotensi dan sinkop (pingsan)

Fokus gambaran EKG

Atrial flutter memiliki ciri gelombang P yang abnormal yang menghasilkan gigi seperti gergaji. denyut jantung yang dihasilkan, tergantung dari   derajat AV -block,  produsi denyut ventrkel  yang dihasilkan bisa setengah atau seperempat dari kecepatan denyut atrium.

AV node biasanya tidak mencapai lebih dari 180 kali/menit , karena hanya memberkan kesempatan setiap dua, tiga, atau empat implus untuk dikonduksikan.

 2,3,4 merupakan rasio yang menentukan kecepatan denyut ventrikel. Yang paling sering kecepatan denyut ventrikel 150 kali/menit dengan kecepatan denyut atrium 300 kali/menit yang menunjukan rasio blok 2:1. 
QRS komplek biasanya normal tetapi lebih lebar jika gelombang flutter menyatu tertindih dalam gambaran QRS komplek. Gelombang T tidak dapat terindentifikasi. Denyut atrium bergantung pada gelombang fibrilasi (atrial fibrilation) dan gelombang flutter.

Perhatian

Ketika perawat membawa  pasien dengan atrial flutter, perawat harus menyebutkan denyut nadi perifer atau apikal apakah dalam batas normal. karena denyut tersebut mewakili denyut( kontraksi) ventrikel, bukan jumlah denyutan atrium. jika denyut ventrikel cepat, pasien akan mengalami penurunan cardiac output dan dekompenssai jantung (misalnya penurunan aliran darah ke otak- menyebabkan pingsan, penuunan ke perifer menyebabkan akral dingin, CRT berkurang dan penurunan ke ginajal resiko gagal ginjal). 

Penanganan

Jika hemodinamik pasien tidak stabil, sinkronisasi dengan kardioversi harus dilakukan secepatnya. Kardioversi mengirim listrik ke jantung untuk memperbaiki aritmia (ganguan irama). Sinkronisasi diberikan pada puncak gelombang R untuk menjamin bahwa inplus  tidak dikirim dengan gelombang T yang bermasalah yang dapat menimbulkan ventrikular takikardi atau ventrikular fibrilasi. 

Fokus treatmen untuk pasien dengan hemodinamik stabil meliputi kontroling kecepatan dan perubahan ritme. Intervensi spesifik bergantung pada fungsi jantung, Apakah sindrom  pre-excitation ikut terlibat dan durasi (lama). Aritmia biasanya lebih atau kurang dari 48 jam.  

Sebagai contoh, pada atrial flutter dengan fungsi  jantung normal, tindakan kardioversi dapat dipertimbangkan. Sedangkan untuk durasi aritmia lebih dari 48 jam, tindakan kardioversi tidak direkomndasikan karena meningkatkan resiko tromboembolisme kucuali jika pasien diberikan antikoagulan yang adequat.

Karena atrial flutter mengindikasikan penyakit jantung intrinsik, monitor pasien secara ketat meliputi tanda dan gejala akibat penurunan curah jantung (Cardiac Output). Waspada dengan efek samping digoxin, yang dapat menekan funhsi SA node. Jika kardioversi dibutuhkan, persiapkan pasien untuk pemberian obat-obatan sedatif atau anastesi melalui jalur IV (intra vena) sesuai order. Simpan alat resusitasi disamping tempat tidur. Waspada dengan bradikardia karena kardioversi dapat menurunkan denyut jantung.

Comments