Interaksi obat ceftriaxone Intavena dan produk obat yang mengandung kalsium. Resiko potensial efek samping kardiopulmonal pada neonatus.

Hati –hati !
Periksa Cairan infus sebelum memberikan terapi ceftriaxone intravena.



Abstrak: FDA “U.S Food And Drugs Administration” (Badan POM Amerika) menerima 7 laporan kasus efek samping serius kardiopulmonal pada neonatus berhubungan dengan adanya kandungan garam ceftriaxone-kalsium di paru-paru dan atau ginjal. 6 neonatus meninggal. Bayi (neonatus yang meninggal) dengan usia 2 bulan dan bayi dengan usia yang  lebih muda (antara 1- 50 hari), yang mendapatkan terapi ceftriaxone untuk berbagai infeksi. Produsen obat dan FDA mengeluarkan peringatan (warning) untuk para profesional kesehatan dan merevisi label produk mengenai resiko potensial pemberian ceftriaxone dan kalsium secara bersamaan. Ceftriaxone seharusnya tidak digunakan pada neonatus (usia < 28 hari) jika neonatus tersebut sedang mendapatkan atau berpotensi mendapatkan produk intavena yang mengandung kalsium (misalnya obat/ cairan). Pada pasien bayi dengan usia  > 28 hari, ceftiaxone dan produk yang mengandung kalsium diberikan secara terpisah, memberikan jalur infus waktu untuk dibilas (dibersihkan) oleh cairan infus yang sesuai (cairan infus yang tidak mengandung kalsium). Ceftriaxone seharusnya tidak diberikan bersamaan dengan cairan intavena yang mengandung kalsium pada pasien dengan kelompok usia apa pun (bayi, anak , atau dewasa).

Ceftriaxone beredar di pasaran amerika pada tahun 1984, obat tersebut dalam bentuk injeksi, Ceftriaxone merupakan obat generasi ke-3 dari golongan antibiotik jenis cephalosporin yang merupakan antibiotik seprektum luas untuk melawan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Ceftriaxone dapat menembus kedalam sistem saraf pusat dan lama paruh hidupnya didapat dalam satu kali dosis harian dan sehingga digunakan untuk mengobati meningitis.

Sejak disetujui beredarnya ceftriaxone di pasaran,  FDA’s Adverse Event Reporting System (AERS) telah menerima 7 laporan kasus efek samping kardiopulmonal serius pada neonatus berhubungan dengan adanya garam ceftriaxone-kalsium di paru-paru dan hati. Seluruh kasus berasal dari eropa. FDA selanjutnya melakukan beberapa aksi pengaturan untuk mencegah terjadinya kasus yang sama di Amerika. FDA mengeluarkan sebuah peringatan kepada pegawai profesional kesehatan pada tahun 2007, peringatan mengenai bahaya ceftriaxone dan produk yang mengandung kalsium yang tidak  boleh diberikan bersama dalam waktu  48 jam.

Pada tahun 2009, FDA memperbaharui data berdasarkan kepada tambahan data in vitro mengenai ceftriaxone/ interaksi kalsium pada plasma darah pasien dewasa dan pasien neonatus, dan analisis berlanjut  mengenai laporan kasus,  serta  peninjauan terus-menerus megenai data keamanan penggunaan ceftriaxone yang berasal dari FDA’s AERS (Adverse Event Reporting System) database. Selanjutnya produsen obat menambahkan revisi baru mengenai peringatan obat, dosis dan cara pemberian, kontaindikasi, dan bagian farmakologi klinik  di informasi peresepan ceftriaxone.

Saat ini FDA telah merekomendasikan perihal penggunaan cefriaxone bersamaan dengan cairan intavena (produk) yang mengandung kalsium:
a.  Jangan mencampur ceftriaxone dengan produk yang mengandung kalsium, seperti cairan Ringer’s atau cairan Hartman’s, atau dengan parenteral nutrisi (makanan yang masuk lewat intavena) yang mengandung kalsium, karena dapat dihasilkan pembentukan partikulat (partikel garam cefrtiaxone-kalsium).
b.  Penggunaan bersamaan ceftriaxone dan produk intavena yang mengandung kalsium pada neonatus (usia < 28 hari), ceftriaxone seharusnya tidak digunakan pada neonatus jika neonatus tersebut menerima (atau di perkirakan akan  menerima) produk intavena yang mengandung kalsium.
c.  Pada pasien dengan usia > 28 hari, ceftiaxone dan produk intavena yang mengandung kalsium di berikan dengan jarak waktu terpisah, sehingga memberikan waktu untuk jalur infus dibilas secara penuh (dari sisa-sisa obat) dengan cairan intavena yang sesuai (cairan infus yang mengandung kalsium seperti  ringer’s & Hatrman’s solution) sehingga ada jeda sebelum memasukan obat berikutnya.
d.  Ceftriaxone tidak boleh diberikan bersamaan dengan cairan intavena yang mengandung kalsium melalui jalur infus bentuk Y pada rentang usia apa pun (balita, anak, & dewasa).

 


Laporan Kasus
Dari tahun 1984 hingga januari 2009, FDA menerima 6 laporan kematian yang tidak terduga dan 1 kasus efek samping kardiopulmonal tidak fatal yang terjadi  setelah pemberian bersamaan terapi obat ceftriaxone intravena dengan produk  intravena yang mengandung kalsium. 5 dari 7 pasien adalah bayi prematur (preterm infants). Pasien Infant (bayi) yang paling muda lahir dengan usia kehamilan 30 minggu. Rentang dosis yang diberikan pada 6 orang infant berkisar antara 80 - 200 mg/kg/hari. 1 kasus dilaporkan setelah pemberian dosis tunggal ceftriaxone 50 mg/kg. 4 orang infant  menerima dosis ceftriaxone dengan rentang 150-200 mg/kg/hari (dosis yang lebih besar dari yang diizinkan oleh FDA yaitu 50-100 mg/kg/hari).
Seluruh pasien menerima cairan intravena yang mengandung kalsium. 6 dari 7 kasus mendapatkan  kalsium glukonat. 1 orang infant mendapatkan kalsium dalam pemberian nutrisi. Informasi mengenai penyebab penyakit, dosis obat dan waktu infus, serta pemberian terapi bersamaan tidak lengkap pada seluruh laporan. Dari 6 neonatus yag  meninggal, 5 pasien menjalani pemeriksaan postmortem. Dari hasil otopsi, 4 dari 5 infant,  ditemukan  “kristal”  material atau endapan putih di bagian paru-paru, ginjal, jantung, dan/ atau hati. Tidak ada analisis lanjutan mengenai material kristal tersebut pada seluruh kasus.

Yang terakhir 4 infant menerima dosis rangkap (multiple) ceftriaxone. 1 infant menerima 5 hari terapi hingga waktu kematian. Pada kasus ini, perawat melaporkan adanya endapan putih pada selang IV pasien 2 jam setelah pemberian ceftriaxone intravena, atau kira-kira 30 menit setelah pemberian kasium glukonat intravena, atau selama pemberian amikacin intravena. Perawat membersihkan selang infus dengan cara “mendorong” endapan putih masuk ke tubuh infant. Setelah tindakan tersebut, infant mengalami henti nafas  dan jantung (cardiopulmonary arrest). Endapan putih terdeteksi di arteri pulmonal selama peroses otopsi. Pada kasus ini (sama), tidak dilakukan analisis  lanjutan pada hasil  endapan.
Kejadian serius tersebut, menyebabkan FDA dan produsen obat mengisukan (mengangkat) pentingnya kewaspadaan pada seluruh komunitas medis berkenaan dengan resiko potensial pemberian  bersamaan obat ceftriaxone dengan produk yang mengandung kalsium.

Pada sat ini, masih belum ada data mengenai  interaksi antara ceftriaxone intavena dan produk obat oral yang mengandung kalsium atau antara ceftriaxone intramuskular dengan produk kalsium oral atau intavena. Diharapkan para profesional kesehatan segera melaporkan pasien yang mengalami efek samping yang tidak diharapakan setelah pemberian ceftriaxone ke FDA.

Sumber:

U.S. Food and Drug Administration. Intravenous Ceftriaxone (Marketed as Rocephin and Generics) and Calcium Drug-Drug interaction:  Potential Risk For Cardiopulmonary Adverse Events In Neonates  U.S. FDA. Drug Safety Newsletter Volume 2 / Number 3 / 2009. Avalilable at: http://www.fda.gov (Diakses 2011)

Comments