Pengertian
Kaki
gajah (Lymphatic filariasis) adalah infeksi yang diakibatkan oleh cacing
filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dan berkembang menjadi cacing
dewasa di dalam pembuluh limfe, menyebabkan kerusakan yang parah dan
pembengkakan (lympoedema).
Parasit
Ada tiga Jenis spesies
Cacing filariasis yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan B.
timori.
Angka kejadian
Filariasis telah menginfeksi 120 juta orang di
seluruh dunia, dan 1/3 nya berada di kawasan asia. W. bancrofti is bertanggung
jawab atas 90% kejadian di seluruh dunia dan sisanya diakibatkan oleh B.
malayi.
Gejala
Pasien
yang mengalami microfilaraemia (adanya cacing mikro filari di dalam darah) dapat
mengalami asymptomatic infection (infeksi tanpa gejala) atau mengalami gejala
akut dan selanjutnya mengalami manisfestasi (gejala) kronis. Gejala akut
meliputi ADL (Acute Adeno-Lymphangitis) dan AFL (Acute Filarial lymphangitis).
ADL merupakan gejala yang paling biasa terjadi ditandai dengan serangan demam.
Dan dapat terjadi pada episode awal atau selanjutnya. Area yang terpengaruhi
terasa nyeri, sensitif, hangat, merah, dan bengkak. Nodus limfe yang sering mengalami peradangan diarea sekitar lipatan paha dan ketiak. Serangan
ADL sering terjadi dan kambuh beberapa kali dalam satu tahun dengan
pembengkakan filaria dan tingkat
kejadian meningklat dengan derajat lymphedema (pembesaran limfe).
Serangan ADL bertanggung jawab atas adanya dan berkembangnya pembengkakan yang
menyebabkan elephentisis (pembesaran) tidak hanya di bagian tungkai (tangan dan
kaki) tetapi juga dibagian alat kelamin luar (skrotum dan vulva). AFL
disebabkan oleh cacing dewasa dan biasanya jarang.
Manisfestasi
kronis berupa Lymphoedema (pembesaran limfe) , Elephantiasis dan Genito-urinary
lession (lesi di area genital dan saluran kemih). Gejala yang paling sering
dari lymphatic filariasis adalah lymphoedema yang berkembang menjadi
elephentiasis. Meskipun bagaian ekstermitas (tungkai) bawah yang sering
terpengaruh, bagian ekstermitas atas dan genitalia laki-laki juga sering
terpengaruh. Pada wanita tetapi jarang payudara dan gentialia eksterna
dapat berkembang menjadi elphanthoid
Tes Diagnostik
a. Metode Fitrasi membran (Membrane filtration method)
Darah vena diambil pada saat malam
hari dan di saring (filter) melalui sebuah membran dengan pori-pori kecil, yang
mampu danmudah mendeteksi mikrofilaria dan menghitung jumlah muatan infeksi.
Biasanya digunakan pada tahap awal penyakit sebelum gejala (manisfestasi)
klinis muncul. Setap kali lipoedema (lyphoedema) berkembang secara umum
mikrofilaria menghilang di seluruh darah perifer.
b. Ultrasonografi
baru-baru ini,
ultrasonografi digunakan untuk membantu menentukan dan memperlihatkan pergerakan
hidup cacing filaria dewasa W. Bancrofti di bagian saluran limfe skrotum pada
pria dengan mikrofilaremia tanpa gejala (asimptomatik).
c. Lymphoscintigraphy
d. Immunochromatographic test (ICT)
Merupakan tes assay dengan sensitifitas yang tinggi dan spesifik dalam
memeriksa antigen filariasis. Hasil tes positif pada tahap awal penyakit ketika
cacing dewasa hidup dan menjadi negatif ketika cacing sudah mati.
e. pemeriksaan DNA menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR)
tes ini memiliki ke-spesifikan dan sensitifitas yang tinggi sehingga mampu
mendeteksi DNA parasit pada manusia sebagai vektor cacing.
Pengobatan
a. Diethylcarbamazine
(DEC) efektif melawan mikrofilaria dan beberapa cacing dewasa. DEC menurunkan
tingkat mikrofilaria di dalam darah dengan dosis tunggal per tahun 6mg/kg Berat
badan dan efeknya dapat dipertahankan dalam jangka waktu 1 tahun. Meskipun DEC
membunuh cacing dewasa, tetapi efek trsebut hanya terobservasi pada sekitar 50%
pasien saja. Obat ini tidak bekerja langsung pada parasit (cacing) tetapi
kinerjanya diperantarai oleh sistem imun host (penderita). Awalnya rekomendasi
dosis pemberian obat adalah 6mg/kg diberikan selama 12 hari. Hasil penelitian
baru-baru ini memperlihatkan dosis tunggal dari DEC 6 mg/kg lebih efektif
dibandingkan dengan dosis yang diberikan selama 12 hari. Melalui
ultrasonography ditunjukan meskipun hanya dosis tunggal DEC, mampu membunuh cacing karena kondisi cacing masih
sensitif terhadap obat. Ketika cacing tidak sensitif, pengulangan dosis tidak
menunjukan efek pada cacing dewasa (sehingga lebih baik dosis tunggal dari pada
pemberian selama 12 hari). Tetap mempertahankan pemberian dosis tunggal DEC
tahunan (tiap tahun) untuk membasmi mikrofilaria merupakan cara yang baik untuk
mecegah transmisi penyakit. Efek samping obat kebanyakan terjadi pada pasien
yang memiliki mikrofilaria di dalam darah dan mengalami penghancuran parasit
(cacing) yang cepat ditandai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot (myalgia),
nyeri tenggorokan atau batuk yang berakhir 24 hingga 48 jam. biasanya dalam
derajat yang ringan dan membutuhkan terapi symptomatic (sesuai gejala yang timbul).
b. Ivermectin
Obat ini bekerja
langsung pada mikrofilaria dan dalm
dosis tunggal 200 -400 ugm/kg menjaga hasil tes hitung darah mikrofilaria pada tingkat yang rendah
meskipun setelah satu tahun, sama seperti DEC. Efek samping obat terlihat pada
pasien dengan microfilaraemic mirip
dengan efek samping pada DEC tetapi lebih ringan karena membersihkan
parasitaemia dengan cara perlahan. Ivermectin merupakan alternatif obat yang
digunakan pada pasien yang mengalami onchocerciasis untuk pencegahan filariasis
karena lebih aman dan manjur, ketika dibandingkan dengan DEC.
c. Albendazole
Merupakan
golongan obat antihelmintic (anti cacing), obat ini memperlihatkan efek
penghancuran cacing filaria dewasa ketika diberikan dalam dosis 400 mg 2 kali
sehari selama dua minggu. Kematian cacing dewasa merangsang reaksi skrotum yang
hebat pada bancroftian filariasis diarea yang telah terjadi sumbatan. Albendazol tidak
memperlihatkan aksi langsung melawan mikrofilaria dan tidak secara langsung
menurunkan hasil tes hitung darah mikrofilaria. Ketika diberikan dalam dosis
tunggal 400 mg bersama dengan DEC atau Ivermectin, efek penghancuran oleh obat
terlihat lebih nyata (jelas). Albendazole yang dikombinasi
Dengan DEC atau
invermectin direkomendasikan dalam program eliminasi filariasis global.
Albendazole tidak hanya mencegah transmisi di komunitas filariasis tetapi juga
memiliki keuntungan tambahan untuk membersihkan cacing intestinal (kecacingan).
Mind Map / Clinical Pathway / Patofisiologi (Patofis) Keperawatan
pada Kaki Gajah (Lymphatic Filariasis/ Elephantiasis)
Tindakan
Keperawatan
a. Local care pada area ekstermitas yang terpengaruh dapat
mencegah Acute
Adeno-Lymphangitis
(ADL). Misalnya program ‘foot-care’ meliputi: 1) mencuci area
yang terpengaruh (mengalami elephentiasis) di bagian sela-sela jari dan lipatan
kulit dengan sabun dan air 2 kali sehari atau sekurang-kurangnya sekali sebelum
tidur dan dikeringkan dengan handuk bersih untuk mencegah lembab; potong kuku
dengan jarak waktu dan jaga kebersihannya; cegah atau obati luka lokal atau
infeksi menggunakan salep antibiotik sesuai intruksi dokter; gunakan salep anti
jamur seperti Whitfield’s pada lipatan jari dan bagian kaki setiap hari sesuai
intruksi dokter; gunakan sepatu atau sendal yang cocok dan nyaman; angkat atau
tinggikan bagian ekstremitas yang terpengaruh pada malam hari untuk mengurangi
bengkak; untuk mecegah pengulangan kejadian Acute
Adeno-Lymphangitis (ADL) dokter biasanya akan memberikan antibiotik dalam
jangka lama dengan penisilin oral atau parenteral benzathine penicillin yang
memiliki efek long acting.
b. Pada kasus yang mengalami lympoedema,
tidak ada penyembuhan hanya perawatan untuk mengurangi dan mencegah
pembengkakan yang terus bertambah.
Menggunakan stoking atau kain elasitas pada saat berjalan;menjaga
ektremitas yang terpengaruh dalam posisi yang lebih tinggi pada saat malam hari
atau saat istirahat, setelah melepas
stoking atau kain elastis; olahraga (gerakan) rutin pada area / ekstremitas yang
terpengaruh; pijatan rutin yang ringan untuk menstimulasi sistem limfatik dan
menudukung cairan ke pembuluh yang lebih besar; terapi panas untuk meningkatkan
sirkulasi darah dan mestimulasi vasodilatasi pembuluh limfe; tindakan kolaborsi
dengan dokter seperti pembuatan lympnodo-venous shunts, omentoplasty,
pembedahan eksisional, cangkok kulit; terapi yang terus dengan oral or topical
coumarin or flavonoids efektif mengurangi lymphoedema.
Sumber
diterjemahkan dari:
Emilio Palumbo. 2008. Filariasis: Diagnosis, Treatment and Prevention. ACTA BIOMED 2008;
79: 106-109. Italy: Departemen of Pediatrics Hospital of Sondrio. Available at
: http://www.actabiomedica.it ( diakses November 2013).
WHO. 2010. Global Programme To Eliminate Lymphatic
Filariasis. Geneva. Available at : http://www.who.int. ( diakses
November 2013).
thanks guys
ReplyDelete