Delapan Langkah Interpretasi Jantung

Seperti materi 5 langkah interpretasi jantung cuman ditambah tiga langkah lagi dan diambil dari sumber buku yang berbeda.

Langkah 1: penetuan Irama/ ritme
Untuk menentukan apakah irama atrium atau ventrikel normal gunakan metode kertas-pensil atau penggunaan jangka.

Untuk irama atrium, ukur interval P-P, interval (jarak) antara gelombang P yang muncul berurutan. Interval ini harus selalu regular (sama/normal) dengan variasi kecil akibat respirasi (berkaitan dengan pernafasan). Selanjutnya ukur P-P interval pada beberapa siklus gelombang. Kesamaan jarak yang konsisten mengindikasikan irama atrium yang reguler; ketidak samaan mengindikasikan irama atrium ireguler.
Untuk menentukan irama ventrikular, ukur interval antara dua gelombang R pada kompleks QRS. Jika tidak ada gelombang R, gunakan gelombang Q yang muncul berurutan pada komplek QRS. Irama ventrikel normal adalah reguler.

Metode kertas-Pensil: 1) letakan strip hasil rekam EKG yang akan dibaca pada permukaan yang datar. 2) selanjutnya posisikan ujung kertas yang lurus, memanjang pada bagian strip rekam EKG. 3) gerakan kertas keatas sedikit hingga ujung lurus berada di dekat puncak gelombang R. 4) dengan pensil, tandai kertas yang berada pada puncak gelombang R pertama dan pucak gelombang R kedua. 5) selanjutnya pindahkan kertas yang sudah diberi tanda melewati strip hasil rekam EKG, cocokan dua tanda di kertas dengan  R-R interval yang ada pada strip hasil rekam EKG. Jika jarak stiap R-R interval sama, berarti irama ventrikelnya reguler. Jika jaraknya berbeda-beda berarti irama ventrikel iregular. Gunakan metode yang sama untuk mengukur jarak antara gelombang P (P-P interval) dan tentukan apakah irama atrial reguler atau ireguler.


Metode jangka: 1) letakan strip hasil rekam EKG pada tempat yang datar. 2) letakan salah satu ujung jangka pada puncak gelombang R pertama. 3) selanjutnya letakan unjung jangka lainnya pada ujung gelombang R berikutnya. Sehingga jarak yang diperoleh dari ujung-ujung jangka adalah R-R interval. 4) sekarang putar ujung jangka pertama ke ujung gelombang R ketiga. 5) cek apakah jaraknya sama dengan jarak jangka yang tadi (R-R interval yang tadi). Jika semua R-R interval jaraknya sama, berarti irama ventrikel reguler. Jika berbeda, berarti ireguler. Gunakan metode yang sama untuk mengukur P-P interval untuk menentukan apakah irana atrium reguler atau ireguler.

Kesimpulan: 1) coba tanyakan kepada diri sendiri bagaimana ke-reguler-an? apakah ada sedikit ireguler atau jelas terlihat ke-ireguler-annya (sangat bermakana)? Apakah ke-ireguler-annya membentuk sebuah pola tertentu? Perlu diingat bahwa perbedan hingga  0.04 s (1 kotak kecil) masih dianggap normal.

Langkah 2: Menentukan Rate (kecepatan detak jantung)
Kamu dapat menggunakan tiga metode untuk menentukan kecepatan atrial heart Rate (kecepatan denyut atrium)
atau ventricular heart Rate (kecepatan denyut jantung). Ingat jangan mengandalkan perhitungan lewat metode ini saja, selalu cek nadi pasien untuk dicocokan dengan Heart Rate yang muncul pada mesin EKG.
Metode kali 10 :  merupakan cara yang mudah untuk menghitung Heart Rate, khususnya jika ira reguler. Kamu akan melihat pada kertas EKG bagian atas tanda garis merah vertikal untuk menandai tiap 3 detik, atau setiap 15 kotak besar. Untuk menghitung atrial rate, hitung jumlah gelombang P dalam 6 detik lalu kalikan 10. Kenapa dikalikan 10 karena  sebanyak sepuluh 6-detik sama dengan 1 menit. Misalnya n = 6 detik jadi n1+n2+...+n10 = 60 detik.

Cara menghitung ventricular Rate sama saja tapi yang dihitung adalah gelombang R.
Metode 1.500 : jika heart Rate ireguler gunakan metode 1500- kenapa dinamai begitu karena 1500 kotak kecil mewakili 1 menit. 1 kotak kecil 0.04 s jadi dikali 1500 = 60 detik. Untuk menghitung atrial Rate hitung kotak kecil yang berada diantara dua gelombang P. Lalu angka tersebut menjadi pembagi angka 1500. Untuk memperoleh ventricular rate gunakan cara yang sama tetapi yang digunakan adalah gelombang R.

Metode rangkaian:  membutuhkan kemampuan hapalan untuk mengingat rangkaian angka. Untuk menghitung atrial rate gunakan gelombang P. Dan untuk ventricular rate gunakan gelombang R. hitung jarak kotak antara 2 gelombang tersebut lalu cocokan dengan urutan daftar kotak. Metode ini disebut juga sebagai countdown method “Metode hitung mundur”.


Langkah 3: Evaluasi Gelombang P
Ketika memeriksa irama, sewaktu melihat gelombang P periksa apakah ada gelombang P? Apakah seluruh gelombang P mempunyai komponen yang sama? Apakah seluruhnya mempunyai ukuran dan bentuk yang sama? Apakah setiap satu gelombang P diikuti komplek QRS?

Langkah 4: menentukan Durasi (panjang waktu) PR interval
Hitung jumlah kotak kecil antara gelombang P dan awal komplek QRS, selanjutnya jumlah lotak  dikali  0.04 s (karena 1 kotak = 0.04 s). Durasi normal 012-0.20 detik . evaluasi juga apakah PR interval konsatan/tetap sama?

Langkah 5: menetukan durasi (panjang waktu) komplek QRS
Untuk menentukan durasi komplek QRS, tentukan dahulu gari lurus yang melalui ujung PR interval hiingga akhir gelombang S bukan puncak gelombang. QRS tidak memiliki komponen horizontal. Untuk menghitung durasi, hitung jumlah kotak kecil antara awal gelombang hingga akhir komplek QRS dan kalikan dengan 0.04. durasi normal 0.06-0.10 detik. Lalu apakah seluruh komplek QRS meiliki ukuran dan bentuk yang sama?(jika tidak hitung satu persatu dan gambarkan) Apakah setiap komplek QRS yang muncul sebelumnya diikuti oleh gelombnag P?

Langkah 6: Evaluasi gelombang T
Cek apakah ada gelombang T atau tidak? Apakah seluruhnya memiliki bentuk yang normal? Apakah seluruhnya memiliki amplitudo (panjang gelombang) yang normal? Apakah seluruhnya memiliki gelombang T yang sama? Apakah gelombang T mempunyai defleksi (lengkung garuis) yang sama dengan komplek QRS?


Langkah 7: menentukan durasi (panjang waktu) QT interval
Hitung jumlah kotak kecil antara awal komplek QRS dan akhir gelombang T atau ketika gelombang T kembali ke garis dasar (isoelektrik). Lalu kalikan dengan 0.04 s. QT interval normalnya 0.36- 0.44 s.


Langkah 8: evaluasi komponen lain
Sek jika ada irama etopic (diluar irama normal) dan keabnormalan lainnya. Cek bagaimana ST segmen , cek apakah ada gelombang U.


Catat hasi temuan dan selanjutnya interpretasikan dengan memberi nama berdasarkan strip hasil rekam EKG. Irama asli/ sumber: misalnya sinus node, atria, aVnode , atau ventrikel. Karakteristik rate (kecepatan) misalnya baradikardi atau takikardi. Ke-abnomalitasan irama misalnya flitter, fibrillasi, heart block, escape rhytn atau bentuk aritmia lainnya.


Sumber Tulisan dan Gambar: 

Lippincott William and Wilkins . 2011. ECG Interpretation Made Incredible Easy fifth edition. Philadelphia : Wolters Kluwer



Baca Juga belajar "EKG khusus Perawat "

Comments