Seperti materi 5 langkah interpretasi jantung cuman
ditambah tiga langkah lagi dan diambil dari sumber buku yang berbeda.
Langkah 1: penetuan Irama/ ritme
Untuk menentukan apakah irama atrium atau ventrikel normal gunakan
metode kertas-pensil atau penggunaan jangka.
Untuk irama atrium, ukur interval P-P, interval (jarak)
antara gelombang P yang muncul berurutan. Interval ini harus selalu regular
(sama/normal) dengan variasi kecil akibat respirasi (berkaitan dengan pernafasan).
Selanjutnya ukur P-P interval pada beberapa siklus gelombang. Kesamaan jarak
yang konsisten mengindikasikan irama atrium yang reguler; ketidak samaan
mengindikasikan irama atrium ireguler.
Untuk menentukan irama
ventrikular, ukur interval antara dua gelombang R pada kompleks QRS. Jika tidak
ada gelombang R, gunakan gelombang Q yang muncul berurutan pada komplek QRS.
Irama ventrikel normal adalah reguler.
Metode kertas-Pensil: 1) letakan
strip hasil rekam EKG yang akan dibaca pada permukaan yang datar. 2)
selanjutnya posisikan ujung kertas yang lurus, memanjang pada bagian strip
rekam EKG. 3) gerakan kertas keatas sedikit hingga ujung lurus berada di dekat
puncak gelombang R. 4) dengan pensil, tandai kertas yang berada pada puncak
gelombang R pertama dan pucak gelombang R kedua. 5) selanjutnya pindahkan
kertas yang sudah diberi tanda melewati strip hasil rekam EKG, cocokan dua
tanda di kertas dengan R-R interval yang
ada pada strip hasil rekam EKG. Jika jarak stiap R-R interval sama, berarti
irama ventrikelnya reguler. Jika jaraknya berbeda-beda berarti irama ventrikel
iregular. Gunakan metode yang sama untuk mengukur jarak antara gelombang P (P-P
interval) dan tentukan apakah irama atrial reguler atau ireguler.
Metode jangka: 1) letakan strip
hasil rekam EKG pada tempat yang datar. 2) letakan salah satu ujung jangka pada
puncak gelombang R pertama. 3) selanjutnya letakan unjung jangka lainnya pada
ujung gelombang R berikutnya. Sehingga jarak yang diperoleh dari ujung-ujung
jangka adalah R-R interval. 4) sekarang putar ujung jangka pertama ke ujung
gelombang R ketiga. 5) cek apakah jaraknya sama dengan jarak jangka yang tadi
(R-R interval yang tadi). Jika semua R-R interval jaraknya sama, berarti irama
ventrikel reguler. Jika berbeda, berarti ireguler. Gunakan metode yang sama
untuk mengukur P-P interval untuk menentukan apakah irana atrium reguler atau
ireguler.
Kesimpulan: 1) coba tanyakan
kepada diri sendiri bagaimana ke-reguler-an? apakah ada sedikit ireguler atau
jelas terlihat ke-ireguler-annya (sangat bermakana)? Apakah ke-ireguler-annya
membentuk sebuah pola tertentu? Perlu diingat bahwa perbedan hingga 0.04 s (1 kotak kecil) masih dianggap normal.
Langkah 2: Menentukan Rate (kecepatan detak jantung)
Kamu dapat menggunakan tiga
metode untuk menentukan kecepatan atrial
heart Rate (kecepatan denyut atrium)
atau ventricular heart Rate (kecepatan denyut jantung). Ingat jangan
mengandalkan perhitungan lewat metode ini saja, selalu cek nadi pasien untuk
dicocokan dengan Heart Rate yang muncul pada mesin EKG.
Metode kali 10 : merupakan cara yang mudah untuk menghitung
Heart Rate, khususnya jika ira reguler. Kamu akan melihat pada kertas EKG
bagian atas tanda garis merah vertikal untuk menandai tiap 3 detik, atau setiap
15 kotak besar. Untuk menghitung atrial rate, hitung jumlah gelombang P dalam 6
detik lalu kalikan 10. Kenapa dikalikan 10 karena sebanyak sepuluh 6-detik sama dengan 1 menit.
Misalnya n = 6 detik jadi n1+n2+...+n10 = 60 detik.
Cara menghitung ventricular Rate
sama saja tapi yang dihitung adalah gelombang R.
Metode 1.500 : jika heart Rate
ireguler gunakan metode 1500- kenapa dinamai begitu karena 1500 kotak kecil
mewakili 1 menit. 1 kotak kecil 0.04 s jadi dikali 1500 = 60 detik. Untuk
menghitung atrial Rate hitung kotak kecil yang berada diantara dua gelombang P.
Lalu angka tersebut menjadi pembagi angka 1500. Untuk memperoleh ventricular
rate gunakan cara yang sama tetapi yang digunakan adalah gelombang R.
Metode rangkaian: membutuhkan kemampuan hapalan untuk mengingat
rangkaian angka. Untuk menghitung atrial rate gunakan gelombang P. Dan untuk
ventricular rate gunakan gelombang R. hitung jarak kotak antara 2 gelombang
tersebut lalu cocokan dengan urutan daftar kotak. Metode ini disebut juga
sebagai countdown method “Metode
hitung mundur”.
Langkah 3: Evaluasi Gelombang P
Ketika memeriksa irama, sewaktu
melihat gelombang P periksa apakah ada gelombang P? Apakah seluruh gelombang P
mempunyai komponen yang sama? Apakah seluruhnya mempunyai ukuran dan bentuk
yang sama? Apakah setiap satu gelombang P diikuti komplek QRS?
Langkah 4: menentukan Durasi (panjang waktu) PR interval
Hitung jumlah kotak kecil antara
gelombang P dan awal komplek QRS, selanjutnya jumlah lotak dikali
0.04 s (karena 1 kotak = 0.04 s). Durasi normal 012-0.20 detik .
evaluasi juga apakah PR interval konsatan/tetap sama?
Langkah 5: menetukan durasi (panjang waktu) komplek QRS
Untuk menentukan durasi komplek
QRS, tentukan dahulu gari lurus yang melalui ujung PR interval hiingga akhir
gelombang S bukan puncak gelombang. QRS tidak memiliki komponen horizontal.
Untuk menghitung durasi, hitung jumlah kotak kecil antara awal gelombang hingga
akhir komplek QRS dan kalikan dengan 0.04. durasi normal 0.06-0.10 detik. Lalu
apakah seluruh komplek QRS meiliki ukuran dan bentuk yang sama?(jika tidak
hitung satu persatu dan gambarkan) Apakah setiap komplek QRS yang muncul
sebelumnya diikuti oleh gelombnag P?
Langkah 6: Evaluasi gelombang T
Cek apakah ada gelombang T atau
tidak? Apakah seluruhnya memiliki bentuk yang normal? Apakah seluruhnya
memiliki amplitudo (panjang gelombang) yang normal? Apakah seluruhnya memiliki
gelombang T yang sama? Apakah gelombang T mempunyai defleksi (lengkung garuis)
yang sama dengan komplek QRS?
Langkah 7: menentukan durasi (panjang waktu) QT interval
Hitung jumlah kotak kecil antara
awal komplek QRS dan akhir gelombang T atau ketika gelombang T kembali ke garis
dasar (isoelektrik). Lalu kalikan dengan 0.04 s. QT interval normalnya 0.36-
0.44 s.
Langkah 8: evaluasi komponen lain
Sek jika ada irama etopic (diluar
irama normal) dan keabnormalan lainnya. Cek bagaimana ST segmen , cek apakah
ada gelombang U.
Catat hasi temuan dan selanjutnya
interpretasikan dengan memberi nama berdasarkan strip hasil rekam EKG. Irama
asli/ sumber: misalnya sinus node, atria, aVnode , atau ventrikel.
Karakteristik rate (kecepatan) misalnya baradikardi atau takikardi. Ke-abnomalitasan
irama misalnya flitter, fibrillasi, heart block, escape rhytn atau bentuk
aritmia lainnya.
Sumber Tulisan dan Gambar:
Lippincott William and Wilkins .
2011. ECG Interpretation Made Incredible
Easy fifth edition. Philadelphia : Wolters Kluwer
Baca Juga belajar "EKG khusus Perawat "
Baca Juga belajar "EKG khusus Perawat "
Comments
Post a Comment