Kasus 1
Jawab
Jadi bila kita akan menentukan aksis,
fokus pada Limb Lead (Frontal Plane Lead)
saja. Kita gunakan tiga aturan untuk penentuan aksis.
1) lihat
pada hasil rekaman EKG (Limb lead), di lead mana yang memiliki gelombang R
paling positif (tinggi)? Ternyata di Lead II
2) di lead
mana yang memiliki gelombang S paling negatif (dalam)? Ternyata
di Lead aVR
3) di lead
mana yang memiliki komplek QRS datar atau kecil? Ternyata
di Lead aVL
Jadi :
a) Pada hasil EKG lead II menggambarkan puncak QRS yg paling tinggi berarti Arah aksis jantung bergerak ke kutub positif
Lead II atau searah dengan lead II .
b) Pada hasil EKG lead aVR menggambarkan puncak QRS yang paling dalam berarti arah
aksis jantung bergerak menjauhi kutub positif lead aVR atau berlawanan arah
dengan Lead aVR.
c) Pada hasil EKG lead aVL menggambarkan
puncak QRS yang datar/biphasic segingga arah aksis jantung tegak lurus dengan
kutub positif lead aVL
Gambaranya
dibawah ini:
Kesimpulan
NA (Normal Aksis)
Kasus 2
Jawab
Jadi bila kita akan menentukan aksis,
fokus pada Limb Lead (Frontal Plane Lead)
saja. Kita gunakan tiga aturan untuk penentuan aksis.
1) lihat
pada hasil rekaman EKG (Limb lead), di lead mana yang memiliki gelombang R
paling positif (tinggi)? Ternyata di Lead aVL
2) di lead
mana yang memiliki gelombang S paling negatif (dalam)? Ternyata
di Lead III
3) di lead
mana yang memiliki komplek QRS datar atau kecil? Ternyata
di Lead aVR
a) Kenapa hasil EKG lead aVL menggambarkan puncak QRS yg paling tinggi berarti Arah aksis jantung bergerak ke kutub positif
Lead aVL atau searah dengan lead aVL.
b) Pada hasil EKG lead III menggambarkan puncak QRS yang paling dalam berarti arah
aksis jantung bergerak menjauhi kutub positif lead III atau berlawanan arah
dengan Lead III.
c) Pada hasil EKG lead aVR menggambarkan
puncak QRS yang datar/biphasic segingga arah aksis jantung tegak lurus dengan
kutub positif Lead aVR . Gambarannya dibawah ini:
Kesimpulan
ALAD (Abnormal Left Axis Deviation)
Kasus 3
Jawab
Jadi bila kita akan menentukan aksis,
fokus pada Limb Lead (Frontal Plane Lead)
saja. Kita gunakan tiga aturan untuk penentuan aksis.
1) lihat
pada hasil rekaman EKG (Limb lead), di lead mana yang memiliki gelombang R
paling positif (tinggi)? Ternyata di Lead III
2) di lead
mana yang memiliki gelombang S paling negatif (dalam)? Ternyata
di Lead aVL yang paling dalam dan selajutnya di Lead I
3) di lead
mana yang memiliki komplek QRS datar atau kecil? Ternyata
di Lead aVR
1)
Kenapa
hasil EKG lead aVL menggambarkan puncak QRS yg paling tinggi berarti Arah aksis jantung bergerak ke kutub positif
Lead III atau searah dengan lead III.
2)
Pada
hasil EKG lead aVL dan lead I menggambarkan puncak QRS yang paling dalam berarti arah
aksis jantung bergerak menjauhi kutub positif lead aVL dan Lead I, atau berlawanan arah dengan Lead aVL dan Lead
I.
3)
Pada
hasil EKG lead aVR menggambarkan puncak QRS yang datar/biphasic segingga arah
aksis jantung tegak lurus dengan kutub positif Lead aVR .
Gambarannya dibawah ini:
Kesimpulan
ARAD (Abnormal Right Axis Deviation)
Kasus 4. Contoh Untuk kasus Extreme
Right Axis Deviation
Jawab
Jadi bila kita akan menentukan aksis,
fokus pada Limb Lead (Frontal Plane Lead)
saja. Kita gunakan tiga aturan untuk penentuan aksis.
1) lihat
pada hasil rekaman EKG (Limb lead), di lead mana yang memiliki gelombang R
paling positif (tinggi)? Ternyata di Lead aVR
2) di lead
mana yang memiliki gelombang S paling negatif (dalam)? Ternyata
di Lead II dan Lead I
3) di lead
mana yang memiliki komplek QRS datar atau kecil? Ternyata
di Lead III dan aVL
Kesimpulan
1)
Kenapa
hasil EKG lead aVL menggambarkan puncak QRS yg paling tinggi berarti Arah aksis jantung bergerak ke kutub positif
Lead aVR atau searah dengan lead aVR.
2)
Pada
hasil EKG lead II dan lead I
menggambarkan puncak QRS yang paling
dalam berarti arah aksis jantung bergerak menjauhi kutub positif lead II dan
Lead I, atau berlawanan arah dengan Lead
II dan Lead I.
3)
Pada
hasil EKG lead III dan Lead aVL menggambarkan puncak QRS yang datar/biphasic
segingga arah aksis jantung tegak lurus dengan kutub positif Lead III dan Lead
aVL .
Gambarannya dibawah ini:
Kasus 5
Pada
jumlah kasus yang sangat sedikit Inderterminte Axis (IA)” aksis yang tidak
dapat ditentukan”, benar-benar dijumpai. Setiap QRS komplek seperti berada pada
komplek transis (biphasic/datar).
Info
Penting !!!
Skill
yang penting dalam interpretasi aksis bukan untuk menghitung arah derajat
aksis. Tetapi mengenal ketidaknormalan
aksis (walaupun nanti akan dijelaskan). Yang utama adalah kita segera tahu
bahwa aksis jantung tersebut normal atau tidak.
Deviasi
aksis (keabnormalan aksis) bukanlah sebuah diagnosa tetapi fakta pendukung yang
berhubungan dengan banyak keabnormalan pada EKG yang akan didiskusikan nanti.
Coba Latihan
soal ..
Sumber:
Zainul
Abidin and Roberth Corner .2008. ECG Interpretation The Self-Assesment
Approach second edititon .Blackwell Publishing: USA.
Comments
Post a Comment