Standar Prosedur Operasional Kemoterapi

Standard Operating Procedures
for Safe Handling  Chemotherapeutic Agents

A.    Umum (General)
Seluruh petugas kesehatan  harus memiliki pengetahuan tentang prosedur penanganan agent kemoterapeutik secara aman. Hal ini penting bagi seluruh petugas kesehatan (perawat dan apoteker) untuk memahami potensial karsinogenik dan bahaya yang ditimbulkan dari obat kemoterapi. Individu yang beresiko tinggi (mis. Penderita Immunodefisiensi atau wanita hamil) harus secara khusus di pertimbangkan kemungkinan paparan dan konsekuensi efek obat kemoterapi dari mulai penanganan ( penyiapan obat dan pemberian) pada pasien dan pilihan (standar)  untuk menghindari paparan.

B.     Kebijakan (Policy)
1)      Agent (obat ) kemoterapi, diberikan hanya oleh perawat  yang memiliki keahlian pemberian kemoterapi  yang tersertifikasi.
2)      Semua instruksi kemoterapi harus di tandatangani dokter
3)      Seluruh intruksi  kemoterapi harus diperiksa secara mandiri oleh dua orang perawat  dengan metode Double Check.
4)      Sampah kemoterapi harus di buang ke tempat sampah khusus yang di gunakan untuk membuang sampah kemoterapi
Tempat Sampah khusus Kemo


C.    Desain Area Kerja (Designated Work Area)
Desain tempat seharusnya seperti di lab sehingga pengelolaan obat (dari mulai penyiapan hingga pemberian) dapat ditangani dengan baik. Seluruh persiapan  obat harus dilakukan didalam ruang khusus seperti  fume hood atau biosafety cabinet.  Penggunaan plastic-backed absorbent sekali pakai yang dimasukan kedalam pakaian digunakan untuk melindungi permukaaan tubuh pekerja dari kontaminasi obat. Antara fume hood dan biosafety cabinet harus memiliki tanda seperti setiker yang menunjukan alat tersebut telah sertifikasi dalam 12 bulan terakhir (layak pakai).


Fume hood

Biosafety cabinet


D.    Alat Pelindung Diri  (Personal Protective Equipment)
1)      Selalu menggunakan sarung tangan nitrile rangkap (double), atau sarung tangan yang khusus di desain untuk kemoterapi, ketika menangani (menyiapkan atau memberikan) agent kemoterapeutik. Sarung tangan tebal, panjang yang menutup bagian lengan gaun, direkomendasikan. Pastikan sarung tangan tidak tertusuk, terobek atau terpotong. Sarung tangan harus harus dibuang setiap kali penggunaan, ketika penyiapan agent kemoterapeutik atau kontaminasi dengan produk (agent kemoterapeutik).


Sarung tangan Nitrile



2)      Alat pelindung lain seperti kaca mata pelindung (protective eye goggles), penggunaan gaun panjang (long-sleeved smock) sekali pakai, harus digunakan untuk memaksimal keamanan (maximum safety). Dan Hanya menggunakan spuit dengan jarum yang otomatis dapat masuk kedalam spuit (retractable needles) sehingga menghindari resiko perawat tertusuk jarum.


Kaca mata Pelindung

Gaun panjang

Spuit dengan jarum yang otomatis
 dapat masuk kedalam setelah digunakan




3)  Ketika terjadi percikan, semburan, atau semprotan bertekanan tinggi (aerosol), facesheilds (pelindung wajah) digunakan untuk mencegah kontak dengan mata, mulut, dan hidung.


Pelindung wajah

 E. Keamanan Peraktek  kerja (Safe Work Practices)
1)      Pelaksanaan pemberian dan penyiapan obat harus dan wajib di area yang telah didesain khusus untuk  pelaksanaan kemoterapi. Pastikan telah memperhatikan label obat, nama dan kandungan serta label peringatan khusus seperti “Toxic, Special Handling Required” (“ Racun,  di butuhkan penanganan khusus”)
2)      Hanya menggunakan suntikan dengan jarum yang otomatis dapat ditarik kembali (retractable needles) dan letakan  pada  bak injeksi.
3)      Kehati-hatian dibutuhkan pada saat obat dalam bentuk ampul dengan bahan obat kering harus secara perlahan diketuk terlebih dahulu ke bawah.

F.     Pembuangan (Disposal)
 Sampah kemoterpeutik meliputi vial kosong, labu cairan, selang kateter IV, jarum, alat suntik, sarung tangan, dan barang-barang lain yang mengandung residu (sisa) obat. Dan semuanya di buang ketempat sampah khusus untuk kemoterapi.

G.    Terpapar Obat  (Spills/Accidental Exposure)
  1. Laporkan semua kecelakaan pada petugas khusus rumah sakit. Berikan perhatian khusus pada setiap kecelakaan akibat kontak dengan obat di bagian mata, terhirup (ingestion), atau termakan (inhalation).
  2. accidental spill ”kecelakaan akibat terkena tumpahan obat kemoterapiharus ditangani secara tepat dan hati-hati. Buang baju yang terkontaminasi tumpahan obat. Jika kulit yang terkontaminasi tumpahan obat, cuci secara menyeruluh dengan sabun dan air. Jika mata terkena percikan obat kemoterapai,  bilas mata terus menerus selam 15 menit dengan air mengalir dan hubungi petugas khusus rumah sakit yang menangani kecelakaan kerja.
H.  Membersihkan Tumpahan Obat
1)      Membersihkan tumpahan obat yang volumenya < dari 5 ml :
a)      Jika cair (Liquids) harus dibersihkan menggunakan kasa penyerap kering. Jika bentuknya padat (solids) harus diusap menggunakan kasa penyerap yang basah.  Lalu dekontaminasi area menggunakan cairan khusus obat kemoterapeutik misalnya   sodium carbonate selama 30 menit atau methanolic potassium hydroxide (30% 1N KOH and 70% methanol) selama 5 menit.

b)      Perhatian : KOH bersifat korosif sehingga pelindung mata dan sarung tangan yang resisten terhadap bahan kimia
c)      Anggap barang atau material yang telah terkontaminasi obat/ kasa yang digunakan tadi sebagai material berbahaya karena telah kontak dengan obat kemoterapi.
d)     Area yang terkena percikan atau tumpahan harus dibersihkan sebanyak tiga kali menggunakan cairan diterjen.
e)      Setiap pecahan gelas (bila vial obat pecah) harus diambil menggunakan skop kecil jangan menggunakan tangan dan buang di tempat khusus untuk obat kemoterapi.
2)       Membersihkan tumpahan obat yang volumenya > 5 ml
a)      Ketika tumpahan luas atau yang banyak terjadi area harus diisolasi dan percikan harus dihindari.
b)      Semua anggota yang bertanggung jawab menumpahkan obat harus menggunakan gaun sekali pakai (disposable gowns), sarung tangan nitrile rangkap dua (double nitrile gloves), alat bantu nafas  bila obat dalam kondisi bubuk dan untuk mencegah inhalasi.
c)      Hubungi bagian khusus rumah sakit, untuk penanganan dan pembersihan tumpahan obat dengan alat khusus
d)     Tutup area tumpahan dengan kasa penyerap khusus, jika obat dalam kondisi serbuk tutup menggunakan kasa basah.
e)      Jika jumlah obat yang tumpah banyak (1 vial tumpah seluruhnya) masukkkan barang atau material yang terkontaminasi ke dalam biosafety cabinet atau fume hood dan bagian seluruh ruangan perlu di dekontaminasi.

I. PROSEDUR (langkah pemberian obat kemoterapi untuk perawat)
Aksi
Point yang ditekankan
A.    Tindakan awal pada pemberian kemoterapi
1.      Cek kembali intruksi pemberian obat 
a.       Intruksi pemberian obat meliputi rute pemberian obat, dosis, kecepatan tetes infus, durasi pemberian obat.
b.      Verifikasi kembali tinggi badan klien, berat badan, dan perhitungan dosis,
c.       Pemberian obat kemoterapi harus di verifikasi oleh dua orang perawat (double check)
2.      Penjelasan kepada keluarga:
a.       Rasional tindakan kemoterapi
b.      Efek samping yang mungkin muncul
c.       Tindakan untuk mencegah atau mengurangi komplikasi (misalnya Pemberian obat anti mual, distraksi, monitoring ketat tetesan infus)
d.      Jadwal pemberian

3.      Monitoring hasil lab yang penting yang berhubungan atau sesuai dengan jenis pemberian obat kemoterapi
 Laporkan hasil lab yang tidak normal kepada dokter atau perawat utama.
4.      Atur atau siapkan peralatan suction, oksigen dengan flowmeter, dan nasal kanul di ruang pasien
Obat-obatan emergensi harus tersedia di laci emergensi untuk jaga-jaga
5.      Berikan obat-obatan pre-kemoterapi sesuai indikasi dokter
Obat-obatan pre-kemoterapi diberikan awal untuk mengurangi efek samping dari kemoterapi atau efek yang tidak diinginkan
6.      Pastikan pasien telah menerima hidrasi Intravena yang sesuai, jika diindikasikan dokter
Beberapa obat kemoterapi membutuhkan pemberian cairan dahulu sebelum pemberian
7.      Cek label pada alat suntik, botol  obat kemoterapi sesuai yg diresepkan dokter









Perawat harus mencek kembali (di samping tempat tidur):
a.       Nama pasien
b.      Obat kemoterapi
c.       Dosis
d.      Rute
e.       Cairan Intra Vena
f.       Kecepatan infuse
g.      Tanggal pemasangan infus
h.      Kadaluarsa obat
A.    PERSIAPAN KEMOTERAPI

1.      Cuci tangan

2.      Gunakan APD (sarung tangan nitrile rangkap 2, google (kacamata), gaun panjang khusus, masker, pelindung wajah, dll)  sebelum membuka obat kemoterapi
3.      Seluruh persiapan obat harus dilakukan didalam ruang khusus seperti  fume hood atau biosafety cabinet.

B.     PEMBERIAN KEMOTERAPI  
Aksi
Point yang ditekankan
1.      Cuci tangan

2.      Gunakan sarung Tangan nitrile rangkap dua.
a.       Sarung tangan nitrile telah di tes aman digunakan saat melakukan tindakan pemberian obat anti-neoplastik
b.      Buang Alat Pelindung Diri sekali pakai di tempat pembuangan sampah yang dirancang khusus  untuk kemoterapi
3.      Verifikasi kembali rute pemberian obat kemoterapi (apakah melalui Central line atau peripheral line)

4.      Pasang obat, dan gantungkan obat, lalu atur tetes obat sesuai intruksi dokter.
setiap obat kemoterapi yang diberikan harus melalui jalur infus yang berbeda untuk masing-masing obat, kecuali jika di intruksikan dokter.

5.      Observasi kondisi klien sesuai intruksi dokter
Monitoring efek samping kemoterapi, keefektifan obat pre-kemoterapi, hidrasi pasien,dan keamanan pasien.
6.      Bila pemberian obat telah selesai buang kantong/botol obat, selang infuse ke tempat sampah khusus kemoterapi.

7.      Beritahukan segera  kepada dokter jika klien mengalami:
a)      Kegelisahan
b)      Nafas pendek
c)      Nyeri dada
d)     Mati rasa
e)      Dan efek samping pontesial yang mungkin muncul dari pemberian obat kemoterapi.


Sumber :
  • for Chemotherapy Administration  from John Dempsey Hospital Department of Nursing The University of Connecticut Health Center
  • Clinical Procedure / Protocol Oncology Services - Unit Practice Manual Page 1 of 5 John Dempsey Hospital-Department of Nursing The University of Connecticut Health Center

Comments

Post a Comment