Ekstravasasi ( bengkak akibat resiko pemasangan infus atau pemberian obat injeksi)




Ekstravasasi ( Extravasation ) merupakan kondisi dimana obat atau cairan yang harusnya masuk kedalam pembuluh darah (vena), rembes atau bocor dan akhirnya masuk kejaringan sekitar. atau dalam istilah kemoterapi, obat mengalami infiltrasi ke jaringan seperti subkutan atau subdermal.

1. Obat yang menyebabkan ekstravasasi dikategorikan kedalam tiga kategori:

a. Vesicant: Dapat menyebabkan potensi ulserasi (luka) jika tidak ditangani seperti kerusakan jaringan dan nekrosis (kematian jaringan). kematian jaringan pada bagian ekstremitas dapat berkembang menjadi compartement syndrome yang dapat menekan arteri dan memperparah nekrosis.

b. Irritan: Menyebabkan nyeri disekitar area penyuntikan atau di sepanjang vena, dapat menyebabkan reaksi inflamasi (peradangan). Beresiko menyebabkan ulserasi (luka) tapi jika obat atau cairan masuk dalam jumlah yang banyak.

c. Non-Vesicant: Tidak menyebabkan ulserasi (luka), jarang menyebabkan reaksi akut atau berkembang menjadi nekrosis (jaringan mati).

Contoh Kategori obat yang dapat menyebabkan ekstravasasi. Untuk
Jenis Vesikan dibagi dua jenis yaitu DNA binding (yang berikatan
dengan DNA) dan Non-DNABinding (Yang tidak Berikatan)


2. Faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya Ekstravasasi (infiltrasi)

a. Faktor pasien:
  • Pembuluh darah yang kecil ( pada bayi dan anak)
  • Vena yang fragile pada (Orang Tua dan pasien kemoterapi)
  • Pengerasan vena (sclerosis), bukan venanya menjadi lebih kuat dan keras, tapi malah kaku beresiko mudah pecah (fragile)
  • Vena yang begerak (mobile) biasanya pada orang tua, saat ditusuk vena lari, tapi bila disentuh ujung jarum vena pecah.
  • Gagalnya sirkulasi, area infus pada sisi yang mengalami mastektomi (operasi payudarah) atau lympho-edema.
  • obstruksi (penyumbatan) pada vena cava, peningkatan tekanan dapat menyebabkan kebocoran
  • Obesitas
  • Kondisi lain seperti diabetes, kerusakan pembuluh darah, kerusakan akibat efek terapi radiasi

b. Faktor yang memperlambat pelaporan segera (bila bengkak mulai terjadi)
  • Ketidak mampuan melaporkan ketidaknyamanan atau nyeri karena pasien mengalami kebingungan, penurunan kesadaran atau peroses sedasi
  • penurunan sensasi seperti pada neuropathy, diabetes, atau penyakit pembuluh darah perifer.
c. Faktor pemasangan canula atau infus
  • Tenaga yang kurang terlatih
  • Infus berkali-kali, karena susah
  • Pemasangan infus pada area yang kurang disukai ( bagian  lengan dalam, pergelangan atau area tekukan
  • Injeksi bolus
  • Tekanan aliran infus yang tinggi
d. Faktor peralatan
  • Ukuran dan tipe kateter
  • penggunaan jarum baja buterfly
e. Faktor obat/jenis terapi
  • Mampu beringkatan langsung dengan DNA
  • Mampu membunuh replikasi sel
  • Mampu menyebabkan dilatasi epmbuluh darah
  • PH (tingkat keasaman)
  • Osmolaritas
  • Karakteristik pelarut
3. Bagaimana ekstravasasi di kenali atau dibedakan dengan kondisi lainnya?

a. Laporan Pasien

Pasien harus diberitahu mengenai kemungkinan efek samping yang dapat pasien terima dan agar waspada terhadap rasa nyeri dan sensai berbeda pada area infusan. Sehingga dapat melaporkan kejadian tersebut sesegera mungkin dan agar mendapatkan penanganan yang segera. Berikut adalah gejala yang paling sering dilaporkan pasien pada saat terjadi ekstravasasi:
  • Nyeri
  • Bengkak
  • Kemerahan
  • Rasa terbakar
  • Sensasi tidak nyaman
  • Baal
  • Perih /tersengat
Tak ada seorang pasien pun yang mau mengalami ekstravasasi sehingga setiap keluhan harus ditangani dengan perhatian serius dan men-cek kepatenan infus apakah infus masih masuk kedalam pembuluh darah atau tidak dengan ciri ada aliran darah balik.

b. Pengkajian Visual
Pengkajian visual pada infusan tidak hanya memeriksa terjadi ekstravasi atau tidak lebih luas cakupannya. Tetapi dapat membantu menentukan resiko terjadinya ektravasasi atau tidak.

  • Gejala awal: Bengkak (edema), Kemerahan (eritema)
  • Gejala Lanjutan: Inflamasi, pengerasan (kaku), melepuh. Gejala seperti pengerasan (induration) dan melepuh tidak terjadi dalam waktu sebentar merupakan gejala lanjutan dari ekstravasasi, sehingga agar tidak terjadi di perlukan monitoring.
c, Pengkajian jalur Infus

Selain mempertimbangkan keluahan pasien dan melakukan pengkajian visual, mencek kembali jalur infus merupakan salah satu cara untuk mempertimbangkan (konfirmasi) terjadi atau tidaknya ekstravasasi.

Tanda ekstravasasi berdasarkan pengkajian jalur infus:
  • Terjadinya peningkatan resistensi (hambatan) saat pemberian obat (injeksi)
  • Tetesan Infusan melambat atau tersumbat
  • Tidak adanya darah balik pada kanula
Flare Reaction: Reaksi inflmasi  lokal yang muncul akibat penyuntikan obat
4. Penanganan Ektravasasi

1) Stop infus sesegera mungkin
2) Lepas sambungan selang (disconnect)
3) Biarkan kanul, dan pasang spuit 10 cc, dan lakukan aspirasi untuk menarik cairan sebanyak mungkin. Hindari penekanan langsung pada area yang diduga mengalami ekstravasasi.
4) Tandai area yang mengalami ekstrvasasi dan foto untuk melihat perkembangan kondisi
5) Lapas kanula/jarum
6) Lapor kepada dokter
7) Berikan obat nyeri sesuai advice, lakukan dokumentasi secara lengkap
8) Putuskan penanganan yang tepat.tergantung jenis cairan atau obat yang menyebabkan ekstravasasi apakah vesikan, iritan, atau non- vesikan.

Jika obat atau cairan tergolong non-vesikan berikan kompres dingin dan tinggikan ekstremitas yang mengalami bengkak ( Kompres bisa menggunakan NaCl 3%, karena dapat menarik cairan. Seseorang yang berendam di air laut dapat mengalami dehidrasi karena cairan tertarik).

jika obat jenis vesikan membutuhkan penanganan yang berbeda, ada dua jenis penanganan untuk menghentikan kerusakan jaringan:
a. Lokalisasi dan neutralisasi
b. Penyebaran dan pengenceran

Lokalisasi dan Neutralisasi
  • Gunakan kompres dingin untuk membatasi penyebaran cairan atau obat selama 20 menit, 4x/hari selama 1-2 hari (suhu dingin dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh dan menurunkan konsumsi obat oleh sel) -> lokalisasi
  • Pertimbangkan penggunaan obat penawar ( anti-dote) -> Netralisasi
  • Lepaskan kanula (selang jarum infus) bila obat penawar telah dimasukan/ diperlukan
Penyebaran dan pengenceran
  • Gunakan kompres hangat selama 20 menit, 4x/ hari selama 1-2 hari( kompres hangat menyebabkan vasodilatasi)  -> penebaran konsentasi obat
  • Penegnceran dilakukan dengan pemberian injeksi  subcutaneous (SC),  hyaluronidase   150–1500 IU diencerkan dalam1 mL aqua untuk injeksi (sesuai advice dokter) 
  • Lepaskan kanula (selang jarum infus) 

Catatn: hyaluronidase adalah jenis protein enzim yang membantu meningkatkan absorbsi obat atau cairan.

Penangan tambahan untuk mengurangi nyeri, inflamasi dan ketidaknyamana

  • Penggunaan tehnik saline flush out,  tetapi harus dilakukan oleh ahli
  • Kortikosteroid dapat diberikan untuk mengurangi inflamasi, tetapi bukti (evidence) untuk penanganan ekstravasasi masih sedikit
  • Antihistamin dan anlgesik dapat diberikan untuk mengurangi nyeri dan gejala lainnya

5. Kotak Pertolongan Pertama untuk ekstravasasi (Extravasation Kit)



  • Paket kompres dingin instan
  • Paket kompres hangat instan
  • Antidot bedasarkan kebijakan rumah sakit
  •  Spuit 2 ml
  • Needle 25 G
  • Disinfektan lokal ( misalnya alkohol swabs)
  • Skin marker ( spidol untuk menandai area ekstravasasi di kulit)
  • Formulir dokumentasi
  • Lembar prosedur penanganan ektravasasi
  • Leaflet mengenai ekstravasasi untuk edukasi pasien



Perawat memiliki peran penting dalam pelaksanaan (implementasi) dan perbaikan mengenai pencegahan dan penanganan ekstravasasi. Perawat memiliki interaksi yang unik dengan pasien dan memerankan bagian yang besar dalam pemberian terapi kangker. Dengan belajar mengenal ekstravasasi dan akrab dengan protokol penanganan termasuk pemberian antidote (obat penawar) diharapkan perawat mampu meminimalkan insiden dari komplikasi pemberian terapi kangker.



dikutip dari: 

  • The Europen Oncology Nursing Society. 2007.Ectravasation Guidelines. Available at : http://www.cancernurse.eu
  • Management-of-chemotherapy-extravasation. Available at : https://academic.oup.com

Comments