Atrial Takikardi

Atrial tachycardia disebut juga sebagai  supraventricular tachycardia, yang berarti sumber implus  (original/ asli) berasal dari bagian atas ventrikel (bukan SA node). Kecepatan denyut atrium pada Atrial tachycardia berkisar antara 150- 250 kali/menit. Kecepatan denyut ini  memperpendek diastol, meyebabkan hilangnya atrial kick (kekuatan kontraksi utama untuk membantu mengisi darah ke ventrikel), mengurangi kardiak out put, mengurangi perfusi kepembuluh darah koroner dan menyebabkan iskemik pada bagian miokardium. 
Tiga tipe atrial takikardi yang muncul;

  1. atrial takikardi dengan blok, 
  2. atrial takikardi multifokal, 
  3. dan atrial takikardi paroksimal.

Bagaimana Terjadi?

Atrial takikardi dapat terjadi pada pasien dengan jantung yang normal (sehat). Pada beberapa kasus,  berhubungan dengan penggunaan kafein dalam jumlah banyak atau bahan-bahan stimulan lainnya, penggunaaan marijuana, ketidak seimbangan elektrolit, hipoksia, dan stres fisik dan psikologi. Bagaimanan pun, ganguan aritmia ini (atrial takikardi) paling sering diakibatkan oleh masalah primer atau sekunder pada jantung.
Masalah atau gangguan jantung yang dapat menyebabkan atrial takikardi adalah Miokard infark, cardiomyopathy, gangguan kongenital (jantung bawaan), Wolff-Parkinson-White syndrome, dan masalah katup jantung. Masalah ritme ini (atrial takikardi) bisa termasuk komponen bagian sick sinus syndrome. Masalah lain yang dapat berhubungan dengan atrial takikardi meliputi cor pulmonale, hipertiroidism, hipertensi sitemik, dan keracunan digoksin yang paling sering menimbulkan atrial takikardi. 

Peningkatan kecepatan ventrikel akibat atrial takikardi menyebabkan penurunan waktu pengisian ventrikel, dapat meningkatkan kebutuhan konsumsi jantung, dan menurunkan suplai oksigen sehingga dapat menimbulkan angina (nyeri dada), gagal jantung, iskemik (kekurangan oksigen) pada bagian miokardium dan infark (kematian jaringan). 

Apa yang harus diperhatikan?

Atrial takikardi ditandai dengan tiga atau lebih denyutan atrial ektopik yang berurutan dengan kecepatan 150- 250 kali/menit. Gelombang P biasanya lebih tegak (tinggi) jika dapat terlihat, diikuti QRS komplek.

Ingat bahwa denyut atrium di-konduksi-kan 1:1 dengan ventrikel,  yang berarti setiap gelombang P memiliki komplek QRS. Jadi kecepatan atrium dan ventrikel akan sama. Pada kondisi lain, denyut atrium dapat di-konduksi-kan   per-periodik, yang berarti konduksi sistem AV terblok. Blok ini menyebabkan ventrikel gagal untuk menerima setiap implus. Bayangkan AV node sebagai penjaga pintu. terkadang implus diperbolehkan masuk  menyebkan denyut ventrikel normal tapi bisa juga implus tidak dibiarkan masuk dan tertahan, sehingga dibutuhkan satu, atau dua, atau tiga implus yang masuk baru pintu terbuka.

Cepat tapi reguler

Ketika mengkaji ritme atau irama di strip EKG pada atrial takikardi, akan terlihat ritme atrium dan irama ventrikel yang selalu reguler.  Ketika terjadi blok maka irama ireguler terjadi. Kecepatan irama terdiri dari tiga atau lebih denyutan atrium yang ber-iringan, dengan kecepatan 150-250 kali/menit. Kecepatan irama ventrikuler bergantung pada rasio konduksi AV. Gelombang P memiliki rasio (perbandingan) 1:1 dengan Komplek QRS, jika blok tidak muncul. Gelombang P sulit terlihat karena cepatnya irama jantung dan tertutup oleh ST segmen sebelumnya. Kita tidak dapat mengukur PR interval jika gelombang P tidak dapat dibedakan dari gelombang T yang mendahului.



Pasien dengan atrial takikardi memiliki denyut nadi apikal atau perifer yang cepat. Ritme atau iramanya dapat reguler atau ireguler, bergantung pada tipe atrial takikardi. Pasien dengan Paroksimal atrial takikardi biasanya mengeluh denyut jantung tiba-tiba berdenyut cepat (palpitasi). Menetapnya takikardi dan kecepatan  denyut ventrikel menyebababkan penurunan kardiak out put, yang dapat menyebabkan penderita pingsan, mengalami pandangan kabur, dan hipotensi.

Penanganan 

  • Penanganan bergantung pada tipe takikardia, luas QRS komplek, dan stabilitas klinis pasien. keracunana digoxin yang paling sering menyebabkan atrial tachycardia sehingga pengkajian tanda dan gejala keracunan digoxin dan monitoring serum darah digoxin sangat penting. 
  • Valsalva’s maneuver atau carotid sinus massage dapat digunakan untuk menangani atrial takikardia. Tetapi tetap perlu diingat bahwa stimulasi vagal dapat menyebabkan bradikardi, ventrikular aritmia dan asistol, sehingga peralatan resusitasi harus selalu tersedia saat melakukan pijat sinus karotid.
  • Obat-obatan yang dapat digunakan seperti digoxin, beta-adrenergicblockers, dan calcium channel blockers. Ketika obat-obatan gagal dan kondisi pasien tidak stabil, kardioversi dapat dilakukan.
  • Monitoring EKG, terutama iramanya. dan observasi gejala seperti nyeri dada, yang merupakan indikasi penurunan kardiak-output, dan tanda gejala gagal jantung atau iskemia miokardium.








Comments