Teori promosi kesehatan (Health Promotion) dan perilaku kesehatan (Health behaviour)

Mengapa teori penting untuk praktik promosi dan perilaku kesehatan ?
Program kesehatan masyarakat, promosi kesehatan (promkes), dan program manajemen penyakit kronis membantu orang-orang untuk memelihara dan memperbaiki kesehatan, mengurangi resiko penyakit, dan me-manage penyakit kronis. Program-program tersebut dapat memperbaiki kesejahteraan dan kepuasan diri ditingkat individu, keluarga, organisasi, dan komunitas. Biasanya, untuk menjadi sukses/berhasil mebutuhkan perubahan perilaku di berbagai tingkatan (misalnya individu, kelompok, dan komunitas).
Tidak seluruh program kesehatan dan gagasan program kesehatan dapat sama-sama sukses. Kebanyakan yang dapat mencapai tujuan yang diharapkan, berlandas pada pemahaman yang jelas mengenai sasaran dalam pelaksanaan program perilaku kesehatan dan konteks lingkungan dimana masalah terjadi. Para praktisi menggunakan model strategi perencanaan (strategic planning models) untuk mengembangkan dan me-manage program, dan secara berkelanjutan memperbaiki program melalui evaluasi bermakna (meaningful evaluation). Teori perilaku kesehatan dapat memainkan peran kritis meyeluruh dalam peroses perencanaan program.

Apa itu Teori?
Sebuah teori menyajikan cara (jalan) sistematik untuk memahami peristiwa atau situasi. Teori merupakan seperangkat konsep, definisi, dan rancangan yang menjelasakan peristiwa atau kejadian dengan gambaran hubungan antara masing-masing variabel. Teori harus relevan atau dapat diterapkan  (appicable) terhadapa situasi (fenomena) yang luas dan beragam. Teori harus bersifat umum, abstrak, dan tidak memiliki konten yang spesifik atau area  topik. Seperti cangkir kopi yang kosong, teori memiliki bentuk dan batasan, tetapi isinya kosong (seperti wadah). Teori menjadi bermanfaat ketika diisi dengan topik, tujuan, dan masalah praktis.


a.Konsep                : Area bangunan, elemen utama dari sebuah teori
b.Konstruk          : Pengembangan konsep atau adaptasi teori untuk digunakan dalam bentuk teori khusus (spesifik). Kunci konsep dari teori adalah konstruk.
c.Variabel            : Bentuk operasional dari konstruk. Variabel didefinisikan sebagai cara agar sebuah konstruk dapat diukur pada situasi yang spesifik. Kecocokan variabel terhadap konstruk ketika mengindentifikasi apa yang perlu dikaji selama evaluasi dari teori yang memandu program.
d.Model               : Merupakan gambaran dari beberapa teori yang dapat membantu memahami masalah praktis dalam latar atau konteks khusus. Model tidak terlalu  spesifik (ketat) seperti teori.

Kebanyakan teori perilaku dan promosi  kesehatan diadaptasi dari teori ilmu sosial dan perilaku, tetapi pengaplikasian teori tersebut terhadap isu kesehatan sering membutuhkan tambahan salah satu teori yang lebih dikenal dalam bidang epidemiologi dan biologi. Teori perilaku kesehatan (Health behaviour) dan promosi kesehatan (Health Promotion) mengambarkan beragram disiplin ilmu, seperti psikologi, sosiologi, antropologi, perilaku konsumen (consumer behavior), dan strategi pemasaran (marketing). Kebanyakan tidak dikembangkan secara ekstrim  atau tidak di uji secara ketat. Oleh sebab itu, teori-teori tersebut sering disebut kerangka konseptual (conceptual frameworks) atau kerangka teori (theoretical frameworks); istilah itu sering digunakan secara bergantian.

Bagaimana bisa teori membatu rencana program efektif?
Teori memberi perencana alat bantu untuk bergerak dari sebrang intuisi ke desain dan mengevaluasi intervensi perilaku kesehatan dan promosi kesehatan berdasarkan atas pemahaman terhadap perilaku. Teori dapat membantu perencana untuk melakukan langkah kembali (balik /evaluasi) dan mempertimbangkan gambaran besar (melihat masalah dalam gambaran  utuh). Seperti seorang seniman, perencana program yang mendasarkan intervensi kesehatan pada teori menciptakan jalan kreatif untuk menghadapi kondisi spesifik. Perencana tidak bergantung pada pendekatan  ”pewarnaan dengan berurutan (nomor) ”, pengulangan ide yang basi, tetapi menggunakan palet lukis dari warna teori perilaku dan dengan mahir menggunkan warna-warna tersebut untuk mengembangkan (menghasilkan) hal yang unik, solusi masalah dari penggabungan beberapa teori.


Penggunaan teori sebagai dasar untuk perencanaan program dan pemgembangan (program planning and development) selaras dengan penekanan pada masa kini terhadap penggunaan evidence-based interventions “Intervensi berdasarkan bukti” di bidang  kesehatan masyarakat, ilmu perilaku, dan  kedoteran. Teori meyediakan sebuah peta jalan   untuk mempelajari masalah, mengembangkan intervensi yang cocok, dan mengevaluasi keberhasilannya. Teori dapat memberi tahu perencana perkiraan pada setiap tahap, penawaran wawasan yang diterjemahkan kedalam kekuatan program. Teori juga dapat menolong untuk menjelaskan dinamika dari perilaku kesehatan, meliputi peroses untuk mengubah teori tersebut, dan pengaruh dari banyak kekuatan yang mempengaruhi perilaku kesehatan, termasuk lingkungan fisik dan sosial. Teori dapat membatu perencana mengindentifikasi target sasaran masyarakat yang paling cocok, metode untuk menangani perubahan, dan hasil untuk evaluasi.

Peneliti dan praktisi menggunakan teori untuk menyelidiki jawaban terhadap pertanyaan “mengapa ”, “apa”, dan “bagaimana” masalah kesehatan harus dihadapi. Dengan melihat jawaban terhadap pertanyaan tersebut dapat menjelaskan sifat (watak) dari target intervensi perilaku kesehatan. Oleh karena itu, teori memandu peneliti untuk menjelaskan mengapa orang melakukan atau tidak melakukan perilaku kesehatan tertentu; hal tersebut tepat menolong untuk mengetahui apa yang dibutuhkan perencana sebelum mereka mengmbangkan program kesehatan publik; dan hal tersebut memberikan usulan bagaimana untuk mencipta program strategi  yang menjangkau target (masyarakat) dan memiliki dampak. Teori juga membantu mengundentifikasi indikator mana yang harus dimonitor dan diukur selama evaluasi program. Untuk alasan tersebut, perencanaan program, implementasi, dan peroses monitoring yang didasarkan pada teori lebih disukai untuk menjadi sukses daripada pogram yang dikembangkan tanpa pemanfaatan (penggunaan) keuntungan dari prespektif teori.

Teori penjabaran/penjelasan (Explanatory Theory ) dan teori perubahan (Change Theory)
Explanatory theory menggambarkan alasan mengapa permasalahan terjadi atau muncul. Teori tersebut memandu pencarian terhadap faktor-faktor yang berkontribusi terhadap masalah (misalnya kurang pengetahuan, self-efficacy “Kemanjuran diri”, dukungan sosial, atau sumber daya) dan faktor- faktor yang dapat di rubah. Contoh dari explanatory theories seperti teori Health Belief Model, Teori  Planned Behavior, dan  teori Precaution Adoption Process Model.


Change theory memandu dalam mengembangkan intervensi kesehatan. Teori tersebut mengeja konsep yang dapat diterjemahkan kedalam pesan program dan strategi, dan menawarkan sebuah dasar untuk evaluasi program. Change theory membantu perencana program secara eksplisit (jelas) mengenai asumsi mereka tentang mengapa sebuah program akan bekerja. Sebagai contoh dari Change theory adalah teori Community Organization dan  Diffusion of Innovations. Gambar dibawah ini menjelaskan bagaimana explanatory theory dan  change theory dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan mengevaluasi program.

Teori yang sesuai (cocok) dengan ranah praktek
Monografi tersebut meliputi gambaran dan aplikasi dari beberapa teori yang berpusat pada praktek perilaku kesehatan dan promosi kesehatan pada saat ini. Tidak ada teori tunggal yang mendominasi pendidikan dan promosi kesehatan karena masalah, perilaku, populasi, budaya, dan konteks kesehatan publik sangat luas dan bervariasi. Beberapa teori fokus pada tingkat individu sebagai  satuan perubahan. Teori lainnya menyelidiki perubahan didalam keluarga, institusi, komunitas, atau budaya. Agar adequat menghadapi sebuah isu atau masalah kesehatan dibutuhkan lebih dari pada satu teori, dan tidak semua teori cocok untuk semua kasus.

Karena konteks sosial dimana perilaku (behaviour) terjadi selalu berkembang, teori yang penting di dalam pendidikan kesehatan masyarakat yang dulu, mungkin dibatasi penggunaanya sekarang. Pada waktu yang sama, penelitian ilmu sosial kini memperbolehkan ahli teori memurnikan dan mengadaptasi teori yang sudah ada. Baru-baru ini institut kedokteran melaporkan pengamatan bahwa beberapa teori memiliki titik temu dalam pandangan (cara pandang yang sama), indentifikasi beberapa variabel sebagai pusat perubahan perilaku. Sebagai sebuah hasil, beberapa konstruk (bangunan), seperti self-efficacy “kemanjuran diri” merupakan pusat dari banyak teori.

Keefektifan praktik bergantung pada penggunaan teori dan stratergi yang sesuai dengan situasi.
Salah satu kesempatan terbesar untuk melibatkan teori dengan perilaku perubahan (behavior change) adalah dengan  belajar menganalisa sebaik apa teori atau model “menangani” masalah yang spesifik. Sebuah kinerja keilmuwan dari teori tertentu, dan keterkenalan (keakraban) dengan bgaimana teori tersebut digunakan pada masa lalu, memperbaiki keahlian pada area tersebut. Menseleksi sebuah teori yang tepat atau kombinasi dari teori, membantu dalam memperhitungkan multiple factor (faktor yang beragam) yang mempengaruhi perilaku kesehatan (health behaviour). Para praktisi yang menggunakan teori, mengembangkan sebuah pemahaman yang sedikit berbeda (nuansa) terhadap hasil realitas program yang mengendalikan peroses perencanaan.

Pemilihan sebuah teori yang akan membawa prespektif manfaat terhadap masalah bukan berawal dengan pemilihan sebuah teori (misalnya teori yang paling dikenal atau familiar atau yang disebutkan dalam jurnal yang paling baru). Malahan, peroses tersebut berawal dengan sebuah pengkajian yang menyeluruh terhadap situasi: satuan analisis atau perubahan (apakah fokus pada indinidu, keluarga, kelompok, dll), topik , dan jenis pelilaku (behaviour) yang dihadapi. Karena kerangka kerja teoritis yang berbeda akan cocok dan aplikatif untuk situasi yang berbeda, pemilihan teori yang baik harus dilakukan secara hati-hati, dengan waspada.

Karakteristik teori yang baik (berguna): teori yang berguna atau bermanfaat membuat asumsi (dugaan) mengenai sebuah perilaku (behaviour), masalah kesehatan, target populasi, atau lingkunga dimana masalah berada. Syarat teori yang baik adalah: 1) logis 2) konsisten dengan pemantauan berkala 3) mirip dengan program yang sukses digunakan sebelumnya 3) didukung oleh penelitian sebelumnya yang memilki ranah area  yang sama atau ide yang berhubungan



Diterjemahkan dari: National Cancer Institute. 2005. Theory at a Glance: a Guide for Health Promotion Pratice. US Departmen of Health and Human Service.

Comments