Sinus Node Arhytmia

Ketika jantung berfungsi secara normal, SA l (Sinoatria) node, yang disebut juga sinus node, berperan sebagai pacemaker (pacu jantung) utama. Pada orang dewasa  saat kondisi istirahat, denyut  jantung yang bersumber dari SA node, berdenyut 60-100 kali/ menit.  SA node mendapat suplai darah dari arteri koroner kanan dan arteri sirkumflek kiri. Sistem saraf pada SA node diatur secara otomatis oleh sistem saraf autonomik (Autonomic Nervous System) melalu saraf vagus, parasimpatis, dan simpatis. Stimulasi pada saraf vagus menyebabkan denyut jantung menurun dan stimulasi saraf simpatis menyebabkan denyut jantung meningkat.

Sinus aritmia
Pada kondisi sinus aritmia, SA node sebagai pacu jantung menghasilkan implus secara irreguler. Kecepatan jantung tetap dalam batas normal, tetapi irama (rhytm) ireguler dan berhubungan (berkaitan) dengan siklus pernafasan (Resporatory cycle). Sinus arhytmia dapat terjadi secara alami pada atlet dan anak-anak, tetapi jarang terjadi pada infant (bayi usia 1-12 bulan). Sinus aritmia juga dapat terjadi pada kondisi yang tidak berhubungan dengan siklus pernafasan seperti pada kondisi MI (Miokard infark), peningkatan usia (usia lanjut), penggunaan digoxin (lanoxin) atau morphin, dan kondisi yang mempengaruhi peningkatan tekanan intrkarnial.

Bagaimana perosesnya
Jantung secara normal berspon terhadap pernafasan, menyebabkan hambatan (inhibition) dari aktivitas atau irama reflek vagal. Selama inspirasi (menghirup udara), peningkatan pada aliran balik darah ke jantung mengurangi aktivitas vagal (saraf vagus), sehingga meningkatkan kecepatan jantung (Heart Rate). Komplek EKG yang terbentuk menjadi lebih dekat, dengan interval P-P yang memendek. Selama Ekspirasi (pengeluaran udara), aliran darah balik vena menurun, yang menyebabkan peningkatan aktivitas (irama) vagal, menyebabkan denyut jantung  (Heart rate) melambat, dan P-P interval memanjang.


Irama Sinus yang patologis (Sick Sinus)
Sinus aritmia biasanya tidak terlalu nampak (menonjol dalam pembacaan EKG) dan tidak menyebabkan keluhan gejala apa pun (symptomatic). Variasi P-P interval yang menonjol pada usia lanjut, bagaimanapun, mungkin dapat menjadi tanda dari sindrom  gangguan irama sinus, yang berhubungan atau berpotensi menyebabkan masalah serius.

Apa yang harus dicari
Ketika menentukan apakah terdapat sinus aritmia pada hasil EKG, Pertama lihat apakah ada irama (Ritme) yang irreguler yang berkaitan dengan siklus pernafasan (Respiratory cycle). Adanya Perbedaan antara P-P interval yang terpendek dan yang terpanjang yaitu lebih dari 0,12 detik.
Kecepatan atrium dan ventrikel tetap dalam batas normal (60-100 kali/ menit) dan terdapat variasi akibat pengaruh pernafasan, lebih cepat pada saat inspirasi dan lebih lambat pada saat ekspirasi. Parameter lain (yang ada di 8 langkah interpretasi) tetap normal, kecuali QT interval, yang mungkin agak bervariasi sedikit tetapi tetap normal.

Semuanya berkaitan dengan pernafasan
Periksa, denyut perifer meningkat saat inspirasi dan menurun saat ekspirasi. Jika aritmia disebabkan oleh sebuah kondisi, pasti akan terlihat tanda dan gejala dari penyebab kondisi tersebut.
Sinus aritmia mudah terdeteksi ketika  denyut jantung (Heart rate) melambat; dan sebaliknya akan sulit terlihat pada saat denyut jantung meningkat yaitu pada saat aktivitas (olahraga) dan setelah pemberian obat atropine.


Bagaimana Intervensinya?
Kecuali jika muncul gejala (symptomatic), treatmen biasanya tidak dibutuhkan. Jika sinus aritmia tidak berhubungan dengan pernafasan, baru penyebab aritmia membutuhkan penanganan.
Kertika merawat pasien dengan sinus aritmia, observasi denyut jantung selama respirasi untuk menentukan apakah aritmia berbarengan dengan siklus pernafasan. Pastikan dengan pemeriksaan dan monitoring yang hati-hati untuk menghindari interpretasi gelombang EKG yang tidak akurat.
Jika sinus aritmia disebabkan oleh obat, seperti morphnie sulfate dan obat sedatif lainnya, petugas kesehatan dapat melajutkan peberian obat sesuai intruksi. Tetapi jika sinus aritmia berkembang secara tiba-tiba  akibat pemberian digoxin, segera laporkan pada petugas kesehatan mungkin pasien mengalami keracunan digoxin (digoxin toxicity).


sumber: Wolters Kluwer. 2011. ECG Interpretation Made Incredible Easy fifth edition. Philadelphia : Lippincott William and Wilkins

Comments