Sinus Bradycardia

Sinus bradikardi ditandai dengan kecepatan sinus dibawah 60 kali/menit dengan irama (ritme) reguler. Sinus bradikardi terjadi secara normal selama tidur atau pada seorang atlet yang memiliki kondisi jantung yang baik. Terjadi pada atlet karena dengan kecepatan jantung dibawah 60x/menit dapat memelihara stroke volume (curah jantung) normal, sehingga membutuhkan kekuatan jantung yang lebih sedikit.  Sinus bradikardi mormal terjadi  pada saat tidur karena kebutuhan metabolisme menurun.

Bagaimana itu terjadi
Sinus bradikardi biasa terjadi sebagai respon normal terhadap pengurangan kebutuhan aliran darah. Pada kondisi ini, stimulasi vagal meningkat dan stimulasi saraf simpatis menurun. Menyebabkan, automatisasi (kecenderungan sel untuk mengawali implus dengan sendiri) pada SA node berkurangan/menurun.



Apakah dapat ditoleransi?
Sinus bradikardi biasa terjadi pada kondisi patologis setelah mengalami miokard infark pada dinding jantung inferior yang mempengaruhi arteri koroner kanan, yang mensuplai darah pada SA node. Bisa juga diakibatkan oleh berbagai kondisi lain dan penggunaan obat tertentu.
Signifikasi klinis dari bradikardi bergantung pada berapa lambat kecepatannya? Dan apakah pasien mengalami gejala (pengaruh). Sebagai contoh orang dewasa dapat men-toleransi sinus bradikardi hingga 45 sampai 59 kali/ menit, tetapi kurang toleran jika kecepatan dibawah 45 kali/menit.

Tidak ada keluhan (gejala) berarti tidak masalah
Biasanya, sinus bradikardi tidak menyebabkan keluhan (gejala) yang berarti. Kecuali jika pasien menunjukan tanda gejala penurunan curah jantung (cardiac output), tidak ada treatmen yang dibutuhkan.

Keluhan (gejala) berarti masalah
Ketika sinus bradikardi menyebabkan gejala (symptoms), bagaimanapun, penanganan yang tidak tepat waktu merupakan  hal yang gawat.  Jantung pada pasien dengan gangguan  jantung tidak mampu mengkompensasi penurunan kecepatan jantung melalui peningkatan volume sekuncup (stroke volume);pada jantung sehat dapat dikompensasi dengan peningkatan volume sekuncup. Menyebabkan penurunan curah jantung ( Cardiac Output) berakibat munculnya  tanda gejala seperti hipotensi dan pusing. Bradikardi  juga pada beberapa pasien, merupakan faktor pencetus (predisposisi) masalah aritmia yang lebih serius seperti ventrikular takikardi (VT) dan ventrikular fibrilasi (VF).
Pada pasien dengan Miokard infark pada dinding jantung inferior, sinus bradikardi merupakan tanda prognostik yang menguntungkan, kecuali jika dibarengi dengan hipotensi. Karena sinus bradikardi jarang mempengaruhi anak, sinus bradikardi merupakan prognostik yang kurang baik pada anak (Tanda Berbahaya).

Apa yang perlu diperhatikan?
Pada sinus bradikardi, irama atrium dan ventrikel reguler, kecuali pada kecepatannya (HR) atau kecepatan atrium dan ventrikel dibawah 60 kali/menit. Karakteristik lainnya terlihat normal. Ada gelombang P disetiap kemunculan komplek QRS dan PR interval , komplek QRS, gelombang T, dan QT interval normal.

Ketika curah jantung (Cardiac Output) semakin turun
Selama pasien dapat mengkompensasi penurunan curah jantung (Cardiac Output), pasien mungkin terlihat tidak mengalami gejala/ keluhan apa pun (asymptomatic). Jika mekanisme kompensasi gagal, tanda gejala penurunan curah jantung seperti hipotensi dan pusing biasanya muncul. Palpitasi (jantung berdegup) dan iregularitas denyut nadi dapat terjadi jika pasien mengalami denyut ektopik (denyut di luar pacemaker SA node) seperti premnature atrial, junctional, atau ventrikular kontraksi. Penurunan aliran darah ke serebrum (otak) menyebabkan gejala seperti penurunan tingkat kesadaran (level of consciousness) seperti bingung. Bradikardi dapat menyebabkan pingsan (syncope) atau dapat mengalami Stokes-Adams attack.

Bagaiman intervensinya
Jika pasien tidak mengalami gejala apa pun (asimtomatik) dan tanda vital dalam batas normal (stabil), tratmen tidak dibutuhkan. Lanjutkan untuk mengobservasi irama jantung, monitoring perkembangan dan durasi (lama waktu) bradikardi. Evaluasi toleransi pasien pada saat istirahat dan beraktivitas. Tinjau kembali penggunaan obat/yang sudah diberikan. Periksa dengan petugas kesehatan mengenai penghentian obat yang dapat menekan fungsi SA node seperti digoxin, Beta-Adrenergic blocker, atau calcium channel Blocker. Sebelum pemberian obat, pastikan Heart Rate dalam batas aman.

Indentifikasi dan tangani
Jika pasien mengalami gejala, treatmen bertujuan untuk mengindentifikasi dan memperbaiki faktor penyebab. Sementara itu,  denyut jantung  (Heart Rate) harus dijaga dengan Transcutaneous Pacing (alat pacu jantung). Gunkan obat seperti atrophine, epinephrine, atau dopamine, selama menunggu pacemaker atau jika  pacing (alat pacu) tidak efektif.
Atrophine diberikan dengan dosis 0.5 mg dengan suntikan cepat. Dosis dapat diulang setiap 3-5 menit dengan jumlah maksimum dari  total obat sebanyak 3 mg.  Jika atropine tidak efektif, pemberian infusan epinephrine  dengan kecepatan 2-10 mcg/ menit. Jika tekanan darah rendah disertai bradikardi, berikan infus dopamin 2-10 mcg/kg/menit.

Periksa ABC
Jika pasien tiba-tiba  mengalami sinus bradikardi, kaji jalan nafas (Air way-> A), Nafas (Breath-> B), dan sirkulasi (Circulation- > C). Jika semua adequat, tentukan apakah kondisi curah jantung (cardiac output) pasien efektif.  Jika tidak gejala penurunan curah jantung akan muncul.

Ketika memberikan atrophine, pastikan dosisi yang diberikan tepat: dosis dibawah 0.5 mg dapat menyebabkan efek paradoks (berlawanan), melambatkan denyut jantung. Harus diingat,  pasien dengan transplantsi jantung tidak akan berespon terhadap pemberian atrophine sehingga membutuhkan penggunaan alat pacu jantung segera untuk penanganan darurat.



Sumber: Wolters Kluwer. 2011. ECG Interpretation Made Incredible Easy fifth edition. Philadelphia : Lippincott William and Wilkins


Baca juga yang lain di halaman    " Belajar EKG untuk Perawat"

Comments

Post a Comment