GATE CONTROL THEORY (Teori Nyeri , Rasionalitas penggunaan Terapi Non Farmakologi)


Istilah penting
  • Nyeri            : Pengalaman indra (sensori) dan emosional yang tidak menyenangkan berhubungan dengan resiko kerusakan jaringan baik bersifat  aktual atau potensial. (Bila potensial berarti nyeri berfungsi sebagai "Alarm" agar tidak terjadi kerusakan jaringan  yg aktual).
  • Analgesia    : Supresi  (pereda) nyeri selektif tanpa menyebabkan efek pada kesadaran atau sensasi lain.
  • Nosiseptor   : Reseptor sensori nyeri
  • Ambang batas nyeri (Pain threshold) : Ambang dimana rangsangan dapat di terima sebagai nyeri. (Berbeda-beda antara setiap orang, tergantung pengalaman subjektif pasien dengan nyeri,..jadi untuk perawat dirumah sakit tidak ada pasien yang cengeng ya...karena pasien unik dan mempunyai respon dan cara berbeda dalam mengekspresikan nyeri )
  • Phantom Limb Pain (Nyeri pasca amputasi) : Perasaan nyeri pada area tungkai (Limb) yang hilang dan tidak mempunyai fungsi saraf.
  • Sensasi : Peroses menerima, mengubah, dan mengirim informasi dari dunia bagian luar dan dunia bagian dalam (tubuh) ke otak.
Teori yang Menjelaskan Fenomena Nyeri

1) Specificity Theory of Pain (Teori Nyeri Spesifik ) : Teori ini menyatakan bahwa intensitas nyeri berhubungan langsung dengan jumlah kerusakan jaringan. Sebagai contoh nyeri akibat luka tusukan jarum lebih minimal dibandingkan dengan luka tangan terpotong yang menyebabkan jumlah kerusakan jaringan yang lebih luas dan nyeri yang lebih hebat.


2) Gate Control Theory (Teori Kontrol Gerbang): Teori ini   di jelaskan oleh Melzack dan Wall pada tahun 1965 untuk menjelaskan mengapa pikiran dan emosi mempengaruhi persepsi nyeri. Teori nyeri ini membahas mengenai faktor pisikologi yang berperan dalam mempengaruhi presepsi nyeri karena teori-teori sebelumnya hanya menjelaskan peroses nyeri dari segi fisik saja seperti teori Specificity yang dikemukan pada abad ke -16 oleh filsuf dan matematikawan perancis Rene Descartes. 

Teori Gate Control menyatakan adanya mekanisme seperti gerbang di area dorsal horn pada spinal cord. Serabut saraf kecil (reseptor nyeri)’Small Nerve Fibers’ dan serabut saraf besar (reseptor normal) ’Large Nerve Fibers’ bermuara di sel proyeksi “Projection Cell” yang membentuk jalur spinothalamic menuju pusat saraf tertinggi (otak), dan sinyal dapat diperlemah atau diperkuat oleh inhibitory interneurons.


 Mekanismenya sebagai berikut:

  •  Ketika tidak ada rangsangan nyeri, inhibitory neuron mencegah projection neuron (Projection cell) untuk mengirim sinyal ke otak. Sehingga, kita dapat katakan gerbang tertutup atau tidak ada presepsi nyeri.
  • Ketika rangsangan normal somatosensori (sentuhan, perubahan suhu, dll) terjadi. Rangsangan akan di hantarkan melalui serabut saraf besar (hanya serabut saraf besar). Meyebabkan inhibitory neuron dan projection neuron aktif. Tetapi inhibitory neuron mencegah projection neuron untuk mengirim sinyal terkirim ke otak. Sehingga, gerbang masih tertutup dan tidak ada presepsi nyeri.
  • Ketika nociception (rangsangan nyeri) muncul. Rangsangan akan dihantarkan melaui serabut saraf kecil. Dan ini menyebabkan inhibitory neuron menjadi tidak aktif, dan projection neuron mengirimkan sinyal ke otak. Sehingga, gerbang terbuka dan presepsi nyeri muncul.




Jadi dapat disimpulkan:
Pada saat stimulasi nyeri terjadi (membuat “gerbang terbuka”), stimulasi pada serabut saraf besar dapat menghambat nyeri karena menyebabkan “gerbang tertutup”.


Hal-hal yang menyebabkan gerbang Terbuka dan tertutup



1. Gerbang terbuka oleh:
  • Faktor fisik : Cidera ( jatuh, tersayat, dll)
  • Faktor Emosional : Cemas dan Depresi
  • Faktor Perilaku : sikap dengan adanya cidera, dan konsentrasi terhadap sakit/ nyeri 
2. Gerbang tertutup oleh :
  • Faktor fisik : Pemberian analgesik, tindakan yang meransang somatosensori
  • Faktor Emosional : “good mood” suasana hati yang baik
  • Faktor Perilaku : Kosentasi kepada hal lain selain nyeri (anak-anak perhatiannya dapat lebih mudah teralihkan dari rasa sakit dengan bermain)


Contoh Penerapan Teori Pada Bidang Keperawatan:

Seorang perawat akan menginfus seorang pasien dewasa, sebelumnya  pasien belum pernah diinfus merasa takut dan cemas karena katanya diinfus itu bla-bla-bla, menyebabkan adrenalin pasien terpompa, jantung berdebar, tekanan darah naik, tangan dingin dan pucat. Kesadaran menjadi penuh, dan kosentrasi meningkat pada area yang akan ditusuk. Pertama dioles dengan kapas alkohol, terasa dinginnya. Kedua baru ditusuk jarum kebagian  kulit, pasien sudah  reflek teriak dan menarik tangan, akhirnya infus tidak  jadi.... Berdasarkan teori ini karena faktor emosional dan perilaku yang kurang mendukung, menyebabkan tusukan jarum infus menjadi lebih sakit. 

Sebaliknya untuk mengurangi rasa nyeri, buat pasien tenang dan ikhlas (rela) untuk diinfus, menjelaskan  manfaat yang lebih besar (untuk rute obat/cairan masuk, untuk menghindari menyuntik  obat berkali-kali secara langsung lebih baik lewat infus) bisa dengan mengutarakan tujuan infus dan dampak bila tidak diinfus, yakinkan perosesnya, ajak pasien ngobrol untuk mengalihkan perhatian,berdoa, dan suruh klien menarik nafas saat jarum ditusukan.





Informasi  penting


1. Tindakan kita menggerak-gerakan kaki saat tersandung , memijat, atau mengusap kepala saat terbentur, merupakan upaya untuk merangsang somatosensori. Melalui rangsangan tersebut menyebabkan inhibitory neuron mencegah projection neuron untuk mengirim sinyal nyeri ke otak, sehingga gerbang tertutup dan presepsi nyeri berkurang.


2. Melzack dan Wall menjelaskan mengenai rasa nyeri yang tidak dirasakan oleh seorang anak perempuan yang mengalami luka bakar derajat III akibat memanjat radiator. Karena nosiseptor yang berada diarea luka hancur menyebabkan tidak ada sinyal nyeri yang dihantarkan sehingga gerbang tetap tertutup dan tidak ada presepsi nyeri.


3. Teori ini membantu menjelaskan intervensi atau manajemen nyeri yang berdasarkan pada stimulasi somatosensory (auditori, visual, taktil/sentuhan) seperti friction Rub, terapi musik, kompres dingin/hangat, tehnik distraksi, pijat, hipnoterapi, dan terapi lainnya untuk mengurangi nyeri. (penting untuk perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, bahwa tindakan kita beralasan atau memiliki rasionalitas)


4. Berdasarkan konsep teori ini yang menyebabkan dorongan untuk pengembangan klinik nyeri dan untuk menumbuhkan daya tarik terhadap terapi akupuntur dan Transcutaneous Electrical Stimulation.

5. Melzack mencoba mengembangkan Gate Control Theory untuk menjelaskan mengenai nyeri kronis dan fenomena nyeri pada Phantom Limb Pain.


6. Melalui pengembangan teori ini, diharapkan dapat menjelaskan fenomena nyeri pada penderita “ congenital insensitivity to pain atau congenital analgesia, yang menyebabkan penderitanya tidak dapat merasakan sensasi nyeri.


7. Fungsi nyeri, nyeri bukanlah hal negatif, nyeri bertindak sebagai sebuah "alarm". akibat nyeri kita dapat mengindari berbagai bahaya dan cidera. Akibat nyeri juga menyebabkan kita beristirahat sehingga mempercepat peroses penyembuhan. (Sudut Pandang positif tentang Nyeri)



Baca juga: 1) Nyeri 2) Progresive muscle relaxation 3)Terapi nyeri non farmakologi


Sumber:
http://science.howstuffworks.com/life/inside-the-mind/human-brain/pain4.htm

http://currentnursing.com/nursing_theory/Gate_control_theory.html

http://faculty.washington.edu/chudler/pain.html

http://www.spine-health.com/conditions/chronic-pain/modern-theories-chronic-pain

http://www.spine-health.com/conditions/chronic-pain/modern-ideas-gate-control-theory-chronic-pain

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1607474/

Comments

  1. terima kasih kak atas ilmunya, blogspot ini sangat bermanfaat utuk mahasiswa seperti saya.

    ReplyDelete

Post a Comment