Absorbsi Obat (Bagaimana Tubuh Menyerap Obat?)


Absorbsi adalah peroses yang terjadi dari waktu obat masuk kedalam tubuh hingga obat  masuk kedalam aliran darah untuk disirkulasikan. Awitan aksi obat  paling besar ditentukan oleh kecepatan absorbsi; intensitas yang ditentukan oleh  besarnya absorbsi. Banyak faktor mempengaruhi kecepatan dan besarnya absorbsi, termasuk bentuk dosis, jalur/rute masuk obat, aliran darah ke tempat pemberian, fungsi saluran pencernaan (Gastrointestinal),  adanya makanan atau obat lain, dan variable lainnya. Bentuk obat merupakan penentu utama bioavailability ( bagian dosis obat yang mencapai sirkulasi sistemik dan mampu bekerja pada tubuh sel). Dalam bentuk obat intravena hampir 100% bioavailable; obat oral hamper selalu kurang dari 100% bioavailablenya karena beberapa tidak diserap dari saluran cerna dan beberapa menuju hati dan sebagian di metabolism sebelum mencapai sistem sirkulasi.
Kebanyak obat oral harus ditelan, dilarutkan di dalam cairan lambung, dan dikirim ke usus halus (yang mempunyai permukaan besar untuk area penyerapan nutrisi dan obat) sebelum di absorbs. Obat dalam bentuk cair diabsorbsi lebih cepat daripada obat dalam bentuk tablet atau kapsul karena obatan-obatan cair tidak perlu dilarutkan. Pergerakan cepat melewati lambung dan usus halus mungkin dapat meningkatkan absorbs obat dengan mendukung kontak dengan membrane mukus penyerap; hal itu juga dapat menurunkan absorpsi karena beberapa obat bergerak begitu cepat melewati usus. Untuk sebagian besar adanya makanan di lambung menurunkan kecepatan penyerapan dan penurunan jumlah obat yang disearap.
Obat yang disuntikan kedalam jaringan subkutan atau intamuskular biasanya diserap lebih cepat daripada obat oral karena bergerak langsung dari tempat penyuntikan ke aliran darah. Penyerapan lebih cepat di intramuscular karena jaringan tisu kaya dengan suplai darah. Obat yang disuntikan intravena tidak butuh di absorbsi karena ditempatkan langsung ke dalam aliran darah.
Tempat lain untuk absorbsi adalah kulit, membran mukosa, dan paru-paru. Kebanyakan obat digunakan diarea kulit untuk memberikan efek lokal (misalnya krim matahari). Absorbsi sistemik (seluruh tubuh) minimal bila berasal dari kulit utuh, tetapi bisa diperhitungkan jika kulit mengalami inflamasi atau kerusakan. Beberapa obat juga di formulasikan sebgai obat tempel untuk diabsorbsi melalui kulit (misalnya klonidin, estrogen, fentanil, nitrogliserin, skopolamin). Beberpa obat digunakan pada membran mukus yang juga diberikan utuk efek lokal. Meskipun begitu, absorbsi sistemik terjadi dari lmukosa yang berasal dari rongga mulut, hidung, mata, vagina, dan anus. Obat diserap melalui membran mukus lewat langsung kedalam aliran darah. Paru-paru memiliki permukaan besar untuk menyerap gas anastesi dan beberapa obat lain.

Sumber text book : Anne Collins Abrams, RN, MSN. 2005. Clinical Drug Therapy. (Clinic Drug For Nursing; dalam bentuk e-Book)

Comments